post image
KOMENTAR
Seluruh komponen bangsa sejatinya sedang merefleksikan peringatan penting tentang Bela Negara. Sebuah momentum peringatan yang selama ini telah terimplementasi dalam serangkaian pogram yang dilandasi semangat untuk menjaga persatuan dan kesatuan, mengawal seluruh kepentingan bangsa dan negara di bawah panji Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Peringatan hari Bela Negara bukan sekedar klise, meski membela negara sudah menjadi tugas dan tanggung jawab sejak Republik Indonesia diproklamirkan kemerdekaannya," kata Ketua Umum Ormas Gerakan Cinta Tanah Air Persatuan Nasionalis Indonesia (Getar PNI), Syamsuddin Anggir Monde, dalam keterangan Sabtu malam (19/12).

Karena itu, lanjutnya, Bela Negara senantiasa memerlukan peremajaan pemaknaan atau rejuvenasi. Hal itu disebabkan karena ancaman terhadap negara yang semakin dinamis. Ancaman yang bahkan tidak lagi bersifat frontal, melainkan hadir dalam bentuk yang tidak kasat mata, bahkan terkadang berkamuflase dalam bentuk "kepentingan negara."

Menurut dia, jika sebelumnya pembelaan negara identik dengan "menyingsingan lengan baju" kali ini pembelaan negara membutuhkan serangkaian kebijakan yang sepenuhnya menjaga kepentingan dan kedaulatan negara. Hal itulah yang tampak dari realitas ancaman terhadap kehidupan sosial, politik, ekonomi dan budaya kita saat ini.

"Peringatan Hari Bela Negara belum sepenuhnya dimaknai atau dilakukan dengan sungguh-sungguh oleh pemerintahan Jokowi-JK. Pemerintah hanya sekedar merayakan hari bela negara sebagai ceremony tahunan belaka,  Saya merasa pemerintah tidak paham arti sesungguhnya bela negara, jika melihat situasi dan kondisi Negara kita saat ini," demikian Syamsuddin.[rgu/rmol]

LPM dan FKM USU Gelar Edukasi Kesahatan dan Pemberian Paket Covid 19

Sebelumnya

Akhyar: Pagi Tadi Satu Orang Meninggal Lagi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel