post image
KOMENTAR
Sosok mantan Ketua DPR RI, Setya Novanto, yang negatif di mata masyarakat digeneralisasi sebagai representasi dari semua kelakuan buruk kader Golkar.

Sikap Novanto yang berbelit-belit dinilai masyarakat sebagai pembohong, dan membuat Novanto menjadi musuh masyarakat. Demikian dikatakan politisi senior dari Partai Golkar, Zainal Bintang, kepada wartawan.

"Dan karena hampir semua petinggi Golkar melindungi dan Novanto, maka konsekuensinya masyarakat ikut membenci dan memusuhi Partai Golkar. Malahan masyarakat menganggap Golkar sebagai 'sarang penyamun," tutur Bintang.

Kenyataan ini menjadi "pekerjaan rumah" bagi petinggi Golkar untuk segera merehabilitasi citra buruk Golkar di mata masyarakat.

Dilanjutkan Bintang, seandainya Golkar berhasil mempertahankan "jatahnya" sebagai Ketua DPR, maka ia memprediksi nama Ketua Fraksi Golkar di DPR, Ade Komaruddin, yang berpeluang besar menggantikan Setya Novanto.

"Selain sekarang dia adalah Ketua Fraksi, dia juga Ketua Umum SOKSI, salah satu Ormas pendiri Golkar dan selama ini dikenal sebagai loyalis ARB (Aburizal Bakrie). Sudah menjadi anggota DPR lima periode. Novanto sebelum jadi Ketua DPR dulunya adalah Ketua Fraksi Golkar," jelas Bintang.

Sebelumnya, internal Golkar "mengelus-elus" beberapa kader calon pengganti Setya Novanto seperti, Ade Komaruddin (Ketua Fraksi Golkar), Azis Syamsuddin (Ketua Komisi III), Ahmadi Nursupit (Ketua Banggar) dan Fadel Muhammad (Ketua Komisi IX).

Lebih jauh, kata Bintang, jika mengacu kepada tingginya wacana kocok ulang terutama dari PDIP, maka suara dukungan untuk PDIP diharapkan dari KP3 (Kerjasama Partai Pendukung Pemerintah), di mana dengan bergabungnya PAN membuat jumlah suara mereka melebih suara parpol di KMP yang masih tersisa.

"Ini merupakan modal yang cukup signifikan untuk memperjuangkan adanya pleno kocok ulang," tambahnya.

Dia masih yakin, tekanan untuk memperlakukan akal sehat di dalam berpolitik, dimunculkan oleh suara publik yang sukses menekan Novanto sehingga mundur, dapat bereskalasi menjadi tekanan menuntut kocok ulang dengan alasan paket pimpinan DPR hasil UU MD3 2014 adalah hasil rekayasa yang melawan akal sehat.[rgu/rmol]

PHBS Sejak Dini, USU Berdayakan Siswa Bustan Tsamrotul Qolbis

Sebelumnya

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN NELAYAN (KPPI) DALAM MENGATASI STUNTING DAN MODIFIKASI MAKANAN POMPOM BAKSO IKAN DAUN KELOR DI KELURAHAN BAGAN DELI

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Peristiwa