Keputusan Setya Novanto mundur dari posisi Ketua DPR menjadi penyela untuk menuntaskan skandal renegosiasi PT Freeport Indonesia.
"Perilaku Novanto yang digambarkan dalam rekaman telah mencoreng wajah parlemen Indonesia dan tidak akan pulih hanya dengan mundurnya Novanto," kata Ketua Setara Institute, Hendardi, kepada wartawan.
Karena itu, menurutnya, proses hukum kasus pencatutan nama presiden dan wakil presiden terkait saham Freeport harus berlanjut sehingga skandal ini bisa terbuka dan terang benderang.
"Jangan lupa dalam rekaman percakapan bukan hanya Setya Novanto dan M. Riza Chalid tapi juga nama lain. Ada Luhut, ada Darmo (Darmawan Prasodjo), juga Presiden dan Wakil Presiden," jelasnya.
Menurut dia, proses hukum akan menjelaskan tuntas semua skandal itu. Pengungkapan skandal ini juga akan jadi momentum bagi pemerintah untuk menata ulang tata kelola PT Freeport Indonesia.[rgu/rmol]
KOMENTAR ANDA