Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Palembang H Saim Marhadan mengimbau agar tidak terlalu berlebihan dalam merayakan malam pergantian tahun 2016 nanti. Sebaiknya diisi acara keagamaan seperti ceramah agama, zikir akbar atau tausyiah.
Ia menilai paradigma perayaan dalam menyambut Tahun Baru sudah menyimpang dari tuntunan ajaran agama Islam yang sebenarnya. Masyarakat menjadikan perayaan tahun baru sebagai tradisi dan budaya, masyarakat terus-menerus hanyut dalam euforia berlebihan dengan kembang api, hiburan larut malam, bahkan ditemukan minuman keras.
Kebiasaan tersebut dinilainya tidak memiliki nilai edukatif sehingga harus diubah.
"Harusnya dengan bergantinya tahun kita harus intropeksi diri apa yang menjadi kekurangan di tahun sebelumnya. Kita lihat saja, setiap tahunnya yang ada hanya euforia dan maksiat. Bagaiman mau ada perubahan dalam diri seseorang jika dimulai dengan prilaku negatif," ucapnya seperti dilansir RMOLSumsel.Com (grup medanbagus.com) Sabtu, (12/12).
Memang, kata dia, untuk mengubah kebiasaan tersebut tidak mudah. Oleh karena itu harus didukung semua kalangan baik dari pemerintah, pihak swasta maupun dari masyarakat itu sendiri.[rgu]
KOMENTAR ANDA