
"KNPI tidak memihak kepada kelompok manapun yang berkompetisi dalam pentas pilkada adalah salah satu caranya," ujar Sugiat, Senin (7/12).
Menurut Sugiat, menjaga persatuan dan kesatuan lebih penting dari pada saling sikut dalam pertarungan politik. Sebab pilkada kata merupakan arena kompetisi sebagai bagian dari praktik demokrasi langsung untuk menilai, menyaring, menjaring dan memilih kepala daerah.
"Ini bukan ajang pertarungan hidup dan mati dan tidak ada alasan untuk bertikai, menyebar benci dan berpecah diri," kata kandidat Doktor Studi Pembangunan FISIP USU ini.
Pemuda kata Sugiat menjadi bagian dan komponen penting menjaga dan memperkuat persatuan. Betapapun sengitnya pertarungan, persatuan adalah harga mati yang diwarisi para pendiri negeri. Kemudian, KNPI Sumut juga menyerukan agar masyarakat pemilih menggunakan hak suaranya. Mengingat, golput (golongan putih) bukan solusi memperbaiki kualitas kepemimpinan di daerah masing-masing.
Karena itu, dia berharap di KNPI kab/kota dapat mengawasi proses pilkada.
Sebab, politik merupakan seni sekaligus pengetahuan dalam rumusan kepemimpinan. Bukan menggunakan segala cara atau menghalalkan beragam upaya untuk mencapai tujuan.
"Pilkada rentan potensi kecurangan. Sebab itu, KNPI harus ambil bagian, terlibat aktif untuk ikut mengawasi agar proses pilkada berlangsung secara jujur, berkeadilan dan transparan. Ajak juga warga untuk gunakan hak pilih," Demikian Sugiat.[rgu]
KOMENTAR ANDA