post image
KOMENTAR
Seluruh masyarakat Kota Medan diharapkan mampu mempertahankan kesenian dan kebudayaan masing-masing etnisnya. Demikian pesan disampaikan Calon Wakil Wali Kota Medan nomor 1, Ir Akhyar Nasution MSi saat memberikan kata sambutan Festival Lagu Melayu Deli, Kamis (3/12) di Plaza Millenium, Medan.

Akhyar mengatakan, suatu bangsa, tanpa mampu mempertahankan kebudayaannya, maka akan hilanglah peradaban manusia. "Lagu-lagu Melayu Deli, harus menjadi tuan rumah sendiri di Kota Medan. Kami sangat menyambut baik dilaksanakannya festival Melayu Deli ini, dan semoga lagu-lagu ini menjadi tuan rumah di Kota Medan," ujarnya.

Untuk itu, Akhyar meminta, seluruh masyarakat dapat menjaga, menampilkan, dan mengekspresikan nilai kebudayaannya masing-masing. "Jika kami mendapatkan amanah memimpin Kota Medan, kami sudah punya rencana, setiap bulannya akan ada kegiatan kebudayaan. Itu sudah kami gagas. Dan kami akan melibatkan seluruh pihak. Semoga kegiatan seperti ini menambah kebersamaan dalam membangun Kota Medan," harap Akhyar.

Ketua Grup Facebook Anak Medan Eksis (Ameks), Suryatina Rambe, mengatakan, festival Melayu Deli ini dalam rangka menyambut akhir tahun, sekaligus menjalin silaturahim antara seluruh facebooker yang ada di Kota Medan. "Kegiatan kita ini sekaligus melestarikan kebudayaan Melayu. Karena kebudayaan Melayu di Kota Medan ini kurang diminati. Sementara kebudayaan barat dan lainnya (sangat banyak yang menggemarinya). Kita dari Melayu sendiri jarang menampilkannya," ujar Suryatina.

Melalui kegiatan ini, dirinya berharap, kebudayaan Melayu Deli jangan sampai hilang dari kota sendiri. "Selain silaturahmi, ini juga ajang kita untuk melestarikan kebudayaan Melayu," ungkapnya.

Didampingi panitia festival, Adek Surya Harahap, Suryatina menerangkan, kategori pemenang yang akan dipilih meliputi vokal, penguasaan lagu, penguasaan panggung dan performance. "Di samping untuk melestarikan kebudayaan Melayu Deli, festival ini dilakukan hanya sebagai bentuk hiburan saja," ungkapnya.[rgu] 

FOSAD Nilai Sejumlah Buku Kurikulum Sastra Tak pantas Dibaca Siswa Sekolah

Sebelumnya

Cagar Budaya Berupa Bangunan Jadi Andalan Pariwisata Kota Medan

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Budaya