post image
KOMENTAR
Infrastruktur di Kota Medan tidak lagi terasa nyaman, bahkan terbilang rusak parah. Hal ini diakibatkan proyek galian limbah milik pemerintah pusat yang tidak dikerjakan hingga tuntas.

Akibat proyek tersebut, banyak jalan penghubung dialihkan yang menyebabkan kemacetan parah setiap harinya. Pasalnya, proyek galian limbah ini juga dilakukan di sekitar kawasan kampus UMSU.

Dari amatan MedanBagus.Com, terdapat 5 titik proyek galian limbah secara bersamaan, diantaranya Jalan Krakatau Medan, Jalan Putri Hijau Medan, Jalan Mochtar Basri Medan, Jalan Mustafa Medan, Jalan KL Yos Sudarso dan Jalan Ampera Raya Medan. Beberapa plang terpasang sebagai pemberitahuan kepada masyarakat pengguna jalan. Bahkan, sejumlah alat berat pun terlihat masih beroperasi hingga dini hari.

Masyarakat yang biasa melintas di jalan itu sebenarnya banyak yang sudah mengeluhkan hal tersebut. Selain beberapa Kawasan yang dijadikan penggalian limbahnya yang tak kunjung selesai sejak akhir tahun 2013, penutupan jalannya juga tak sempurna seperti sediakala. Kemudian, bekas-bekas lubang penutupan galian limbah malah menjadi becek jika hujan turun dan juga macet yang selalu tak terelakan karena jalanan sering dialihkan.

Salah seorang warga yang tinggal di Jalan Bukit Barisan Gg Bunga Glugur Darat II Medan Timur, Sudarsono menuturkan, dirinya merasa tergangggu dengan proyek galian limbah yang beberapa tahun ini malah merugikan masyarakat sekitar. Penggalian limbah tidak pernah memikirkan masyarakat sekitar. Jalan Mochtar Basri sebagai jalan penghubung yang juga menjadi sasaran proyek tersebut, terpaksa dialihkan ke gang-gang kecil padat penduduk. Sehingga, angkutan umum (angkot) seperti trayek rahayu 125 dan trayek koperasi 74, seenaknya saja melintas di gang sempit tersebut.

Alhasil, warga sekitar termasuk Sudarsono bergotong royong secara bergantian menutup jalan dengan menggunakan kayu bahkan pot bunga besar.

"Kita pernah menutupnya menggunakan ban bekas hingga bangku kayu panjang. Ini karena berulangkali penutup jalan yang kita letakan rusak. Pengalihan jalan ini pun tidak ada pemberitahuan sebelumnya. Kita jadi sangat terganggu. Selain berisik dan polusi karena seluruh kendaraan seperti sepeda motor hingga angkot melintas di gang rumah kita ini, juga banyak barang-barang kita rusak, seperti bunga hias di pekarangan rumah kita," keluhnya, Kamis (3/12).

Hal senada juga dikatakan mahasiswa Ekonomi/Manajemen UMSU, Ilham Hasibuan. Dirinya mengaku, merasa tidak nyaman kuliah dan indekos disekitar kawasan UMSU. Apalagi, setiap harinya ia biasa menggunakan jalan tersebut menuju kampusnya. Bahkan katanya, rekan-rekannya sesama mahasiswa UMSU yang indekos,  memilih pindah tempat tinggal akibat ketidaknyamanan infrastruktur di kawasan kampus swasta terfavorit di Sumut itu.

"Kuliah di UMSU ini sudah mulai tak nyaman. Bukan kampusnya tapi keadaan disekitarnya. Sudahlah rawan banjir, rawan begal, rawan maling dan rampok, infrastruktur sebagai jalan penghubung menuju kampus juga tidak beres. Banyak kali jalan ditutup karena ada galian limbah, semua bersamaan dan jaraknya pun tak berjauhan. Saya kadang berpikir, apa ini politisasi dari pihak tertentu yang ingin mematikan kampus UMSU ini ya?," ungkapnya.[rgu]

LPM dan FKM USU Gelar Edukasi Kesahatan dan Pemberian Paket Covid 19

Sebelumnya

Akhyar: Pagi Tadi Satu Orang Meninggal Lagi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel