GIZ (German International Cooperation) sedang menerapkan program Better Rice Initiative Asia (BRIA) di Indonesia. Hal ini bertujuan sebagai program kemitraan antar sektor publik dan swasta atau dikenal dengan Public Private Partnership (PPP) antara pemerintah Jerman dan pihak swasta BASF dibawah payung kerjasama German Food Partnership (GFP).
"Ini bertujuan untuk peningkatan kesejahteraan petani dengan cara peningkatan produksi padi secara berkelanjutan dan membangun akses pasar yang lebih baik," ujar Deputy Project Director Better Rice Initiative Asia (BRIA) Indonesia GIZ Sulaiman Ginting kepada MedanBagus.Com, Rabu (2/12/2015) di Medan.
Program ini, tambahnya, akan diimplementasikan selanjutnya secara bersamaan dengan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian dan Kementerian Pertanian RI dengan durasi program 2014-2017.
"BRIA melakukan pendekatan program untuk pengembangan padi melalui kegiatan-kegiatan peningkatan kapasitas para stakeholder secara komprehensif, diantaranya sarana produksi, proses produksi, pasca panen, pengolahan, akses pasar dan konsumsi," jelasnya.
Adapun, lanjut dia, secara menyeluruh program pengembangan kapasitas ini meliputi, peningkatan pengetahuan dan keterampilan petani dalam praktek pertanian terbaik, peningkatan kapasitas penyuluh untuk memperkuat fungsi penyuluhan bagi petani, penguatan kelembagaan tani dan pengembangan kelompok tani yang berorientasi agribisnis, salah satunya melalui keterlibatan pemuda petani.
"Kita juga menerapkan penyadaran tentang pentingnya gizi dan nutrisi keluarga tani dan peningkatan jaringan akses pasar yang lebih baik. Program ini selama 3 tahun, dan baru dimulai di tahun 2015 ini," katanya.
Selain itu, tambah Sulaiman, di tahun ini Program BRIA mulai melaksanankan sekolah lapang di Sumut, yaitu di Kabupaten Langkat dan Serdang Bedagai (Sergai).
"Sekolah lapang adalah sebuah pendekatan pelatihan yang dilaksanakan selama program BRIA untuk meningkatkan pengetahuan dan keahlian petani padi," ujarnya.
Sulaiman menjelaskan, topik pelatihan dilaksanakan di setiap kelompok sekolah lapang sebanyak 16 kali pertemuan dalam satu siklus budidaya padi, persiapan lahan hingga panen dan pasca panen.
"Kemudian, penguatan kelompok tani, membangun akses pasar lebih baik dan penyadaran akan gizi dan nutrisi keluarga merupakan bagian intervensi program BRIA pasca pelaksanaan sekolah lapang," urainya.
Disamping itu, program BRIA bersama-sama dengan petani melaksanakan demonstrasi plot percobaan dengan menerapkan paket teknologi budidaya padi terbaik yang direkomendasikan oleh Balai Besar Penelitian Padi, Sukamandi dan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumut.
"Paket teknologi yang diterapkan adalah, teknologi benih, teknologi metode tanam jajar legowo, teknologi pemupukan berimbang dan teknologi pengendalian organisme pengganggu tanaman (PHT)," tukasnya.[rgu]
KOMENTAR ANDA