Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara (BPTP Sumut) menggelar Seminar Nasional Padi 2015. Acara ini bertemakan "Pertanian berkelanjutan mendukung kedaulatan pangan nasional".
Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara (BPTP Sumut) Catur Hermanto melalui Kabid Kerjasama BPTP Sumut Akmal mengatakan, selama ini hasil-hasil penelitian belum terealisasi dengan baik, sehingga BPTP Sumut mengadakan acara seminar nasional padi. Selain itu juga agar dapat mengarah kepada kebijakan-kebijakan tanaman padi sesuai kebijakan kementan untuk ke depannya.
Dalam hal ini, tambah dia, BPTP Sumut juga melibatkan mahasiswa fakultas pertanian, yakni STTP, USU dan UISU, dengan tujuan, agar para mahasiswa dapat menerapkannya di lapangan untuk membantu masyarakat dalam menerapkan teknologi-teknologi tanaman terutama padi.
"Selain itu kita juga bekerjasama dengan GIZ (German International Cooperation) dan Badan Litbang Pertanian, serta menghadirkan peserta seminar sebanyak 283 orang, terdiri dari peneliti, penyuluh mahasiswa, stakeholder, dosen dan petani," ujar Akmal kepada MedanBagus.Com, Rabu (2/12) di Hotel Santika Medan.
Adapun, kata dia, kegiatan ini bertujuan mensosialisasikan hasil-hasil penelitian, karena invensi, inovasi dan teknologi telah banyak dihasilkan oleh para peneliti dan akademisi. Beberapa kegiatan untuk menghasilkan performance budidaya dan produksi yang lebih baik telah dilaksanakan berbagai pihak, misalnya Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP PTT) dari kementan, Beter Rice Initiative in Asia (BRIA) dalam koridor kerjasama dengan pemerintah Jerman, System of Rice Inensification (SRI), dan lainnya.
"Oleh karena itu, dari seminar ini saya sangat mengharapkan munculnya informasi dan inovasi teknologi yang berbasis ilmu pengetahuan yang kuat, khususnya pada komoditas padi dan pada bidang pangan secara lebih luas. Saya juga sangat mengharapkan dihasilkannya rekomendasi yang kuat, realistis dan dapat diterapkan, baik untuk pengambil kebijakan maupun rekomendasi teknis/ praktis di lapangan. Rekomendasi tersebut harus dapat menyikapi mengakomodasi dan mengompromi dikotomi kepentingan kemajuan ekonomi dan kelestarian sumber daya lingkungan," tukasnya.[rgu]
KOMENTAR ANDA