post image
KOMENTAR
Rencana Komisaris Jenderal Polisi Budi Waseso membangun penjara khusus bandar narkoba yang dijaga binatang buas mengundang pro dan kontra. Seketat dan seseram apapun pengamanan penjara, percuma kalau dijaga sipir-sipir korup.
 
Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Komisaris Jenderal Polisi Budi Waseso, telah menemukan sebuah pulau di Madura yang cocok dibangun penjara khusus narkoba. Pengamanan penjara akan berlapis. Lapisan terluar sekitar penjara akan 'dijaga' aneka binatang buas.

"Tim saya sudah melakukan sur­vei. Ada pulau di Madura yang bisa dibuat penjara khusus napi narkoba. Di pulau itu nanti kita 'tanam' bi­natang buas, seperti buaya dan ikan piranha," kata jenderal polisi bin­tang tiga yang akrab disapa Buwas, kemarin.

Pernyataan Buwas mendapat re­spons netizen. Banyak yang mendu­kung, tidak sedikit yang menolak.

Obrolan tentang ini di Forum Diskusi Kaskus.co.id berawal tread seorang netizen tentang pernyataan Buwas. Hingga kemarin topik itu dikomentari ribuan netizen serta menjadi pro dan kontra.

Di antara netizen yang mendukung adalah akun wilzyck, "Mantaaap. Tapi kalau bisa lehernya dikalungin peledak saja, kalau lewatin param­eter copot tuh kepala."

Akun bonta87 menyarankan, selain piranha dan buaya, penjara khusus bandar narkoba juga perlu dijaga komodo yang terkenal berliur mematikan.

"Kayaknya bagusan komodo deh yang jaga. Yah meskipun itu hewan langka. Jadi kalau dimacam-macam sama tuh komodo, bakal nambah lagi hukumannya," sarannya.

Akun laziale2121 mengusulkan, karena penjara khusus narkoba akan berlokasi di daerah Madura, dia ber­harap BNN merekrut petarung carok bersenjatakan clurit sebagai sipir. "Sewa petarung carok saja lah pak kalau di Madura mah," ujarnya.

Netizen yang mengkritisi ga­gasan Buwas, di antaranya, akun Rifkiplick. Menurut dia, penga­manan melibatkan binatang buas di sekitar penjara belum optimal. Dia berharap BNN meningkatkan level pengamanan untuk menutup segala jenis peluang bandar narkoba melakukan kecurangan.

"Dijaga buaya dan harimau ng­gak bisa keluar. Tapi kalau mereka masih boleh ditengokin atau masih bisa pakai HP, ya percuma. Jangan sampai mereka tetap bisa mengen­dalikan bisnis narkoba dari penjara. Lagian selama ini bandar narkoba gampang keluar penjara karena sogok petugas," komentar akun Rifkiplick.

Pengguna akun karmavoras men­impali, "Yaelah, mau dijaga ikan hiu kek kalau kualitas sipirnya masih doyan duit mah tetep saja brengsek," tambahnya.

Pemilik akun Earlangga meng­kritik kebijakan Jenderal Buwas. Menurut dia, pengamanan penjara melibatkan aneka binatang buas be­rarti bukan bikin penjara, melainkan kebun binatang.

"Mau bikin lapas apa bonbin (kebun binatang, red) pak? Ngeri bener," sindirnya.

Akun weiliang mengusulkan para narapidana kasus korupsi juga ditempatkan di penjara berpenga­manan maksimal. "Semoga penjara napi korupsi juga dijaga piranha dan buaya," usulnya.

Akun fitjriandmw menimpali, ikan piranha lebih suka makan daging koruptor ketimbang daging bandar narkoba.

"Selama bukan koruptor yang renang mah, piranha mana mau makan itu orang. Kagak ngefek," timpalnya.

Netizen lain, hendar23 menilai, pemilihan ikan piranha tidak efek­tif. Menurut dia, piranha tidak akan menyerang manusia jika tidak diganggu.

"Piranha buas??? Sama organisme mati sih bener atau kalau dalam situasi ngelindungi anaknya, hewan-hewan lain juga begitu. Jangan-jangan Buwas kebanyakan nonton film Hollywood," katanya.

Akun gotlettuce tidak setuju loka­si sekitar penjara khusus narkoba ditempatkan aneka hewan buas. Dia khawatir hewan-hewan itu akan berkembang biak tak terkendali dan membahayakan warga pulau.

"Nggak bener tuh nanam ikan piranha. Bahaya kalau lepas bisa berkembang biak di mana-mana," tegasnya.

Akun melvan95 menambahkan, penggunaan binatang buas menjaga penjara merupakan pemborosan uang negara. Padahal, BNN hanya perlu sipir dengan baik dan huku­man berat bagi sipir yang melanggar peraturan.

"Sayang uang negara dipakai buat beginian," protesnya.

Akun parkbench menyarankan, para narapidana kasus narkotika itu dilibatkan sebagai tenaga kasar proyek pembangunan infrastruktur saja.

"Lebih baik para napi narkoba di­suruh jadi kuli di proyek-proyek pe­merintah seumur hidup. Seandainya ada proyek yang minta tumbal, tum­balin saja napi-napi itu," sarannya.

Kepala BNN Komisaris Jenderal Polisi Budi Waseso melanjutkan, pulau yang akan dibangun penjara khusus terpidana narkotika berada di Kabupaten Sumenep, Madura.

"Ke sana, 10 jam perjalanan dari Madura (Pelabuhan Sumenep)," katanya.

Pulau itu, kata Waseso, merupa­kan pulau mungil dan tidak berpen­ghuni. Di situ juga ada sungai yang cocok untuk pelihara buaya dan ikan piranha. Ia mengatakan, pulau di Madura itu paling cocok dibuat penjara khusus narkoba dibanding pulau-pulau lain yang sudah disur­vei. "Di pulau itu juga cocok dibuat tempat eksekusi mati karena jauh dari publik," ujarnya.

Jenderal Buwas berharap penjara berkapasitas 250 narapidana narko­tika mulai dibangun tahun 2016. "Saya sudah berkoordinasi dengan Kementerian Hukum dan HAM," ujarnya.[rgu/rmol]

Menghilangnya Karakter Kebangsaan pada Generasi Z

Sebelumnya

Hilangnya Jati Diri Seorang Siswa

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Opini