Dugaan pencatutan nama Presiden dan Wakil Presiden dalam "lobby-lobby tak wajar" kontrak karya Freeport oleh Ketua DPR Setya Novanto merupakan salah satu kasus paling memalukan dalam sejarah eksistensi parlemen Indonesia. Demikian disampaikan Koordinator Nasional Jaringan Relawan Duta Jokowi, Joanes Joko melalui rilisnya, Jumat (27/11).
"Kasus tersebut seakan menyempurnakan perilaku tak terhormat para dewan terhormat selama ini. Setelah acapkali didera kasus perilaku asusila, korupsi, sekarang muncul model kejahatan etik tingkat tinggi. Kondisi ini sungguh menyayat hati, terlebih jika dibandingkan dengan pencapaian kinerja parlemen periode ini yang tak menggembirakanm," katanya.
Rakyat muak dan jijik dengan perilaku tak patut dari para anggota dewan. Jangankan memenuhi janji politik semasa kampanye pemilu legislatif, untuk sekedar menjaga nama baik sebagai wakil rakyat juga tak mampu.
Kasus dugaan pencatutan yang dilakukan Ketua DPR sudah seharusnya diusut secara tuntas. Kasus ini harus dijadikan sebagai momentum untuk "bersih-bersih" DPR.
MKD yang diharapkan sebagai ujung tombak pengusutan kasus ini tidak boleh lagi mempertontonkan kelemahannya sebagaimana dalam kasus Trumpgate. Kasus ini merupakan ujian terakhir bagi MKD. Bila MKD tak mampu bekerja secara profesional dalam menangani kasus ini, maka tak akan pernah lagi ada harapan dalam penegakan kehormatan DPR.
"MKD harus menangani kasus ini secara terbuka dihadapan publik. Sehingga publik dapat menilai sendiri kebenaran dugaan pencatutan nama Presiden dan wakil presiden tersebut," ujarnya.
Sebagai Negarawan, Setya Novanto harus jujur untuk mengakui kebenaran rekaman pembicaraan yang sudah beredar di publik. Hanya dengan sikap kenegarawanan itu Setya Novanto dapat membalikkan cibiran masyarakat. Berlindung dibalik kekuatan Koalisi Merah Putih hanya akan memperkeruh suasana dan sekaligus menunjukkan kekerdilan jiwa kenegarawanan Setya Novanto.
"Bila kasus pencatutan nama Presiden ini benar dan pihak KMP masih melindungi Setya Novanto, maka KMP yang di komandoi Prabowo Subianto juga berjiwa kerdil," demikian Joanes.[rgu]
KOMENTAR ANDA