Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Darmin Nasution mengatakan Sumatera Utara memiliki aset dan akses ekonomi berskala dunia terutama dengan dukungan sumber daya alam (SDA). Hal itu dikemukanan Menko Perekonomian Darmin Nasution saat meresmikan beroperasinya Pabrik PT Unilever Oleochemical Indonesia (UOI) di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei, Simalungun, Kamis (26/11).
"Aliran Sungai Asahan berpeluang membangun pembangkit listrik hingga 1,100 Megawatt. Sementara hingga saat ini kita baru memanfaatkan sekitar 700 Megawatt. Keunggulan lain Sumut adalah posisi geo-ekonominya yang sangat strategis terhadap Selat Malaka yang merupakan jalur lalu lintas perdagangan tersibuk dunia. KEK Sei Mangkei memiliki akses ke Selat Malaka yang juga akan terkoneksi langsung dengan Pelabuhan Kuala Tanjung, Batubara," katanya.
Setiap tahun, tidak kurang dari 120 ribu lalu lintas kapal melalui Selat Malaka yang mengangkut 45-50 persen perdagangan dunia. Artinya setiap hari lebih dari 300 kapal melalui jalur ini. Kapal-kapal tersebut mengangkut berbagai barang melayani perdagangan ke Asia Timur (China, Jepang, Korea), ke Asia Selatan (India, Pakistan), ke Timur Tengah-Afrika dan ke Eropa.
Darmin Nasution menegaskan, bangsa Indonesia telah berketetapan untuk memanfaatkan keunggulan geostrategis ini sebagai bagian konektivitas logistik nasional, membangun daya saing, dan mengurangi ketergantungan pelayanan jasa logistik kita terhadap jasa yang diberikan negara tetangga.
Ketergantungan terus menerus ini telah mengurangi daya saing ekonomi dan melemahkan kemandirian ekonomi bangsa selama puluhan tahun. Diperkirakan setiap tahunnya kita mengeluarkan 5-6 persen (US$ 14 miliar pada 2010) dari nilai ekspor kita untuk membayar jasa kepelabuhanan (port services) dan angkutan laut (feeder shipping) asing. Ini akibat kondisi 25 pelabuhan utama nasional mempunyai keterbatasan kedalaman, sempitnya alur pelabuhan, sehingga hanya mampu melayani bongkar muat kapal bertonase kecil.
"Karena itu pembangunan Terminal Multi Purpose Kuala Tanjung oleh PT Pelindo I memiliki arti penting terhadap pengembangan KEK Sei Mangkei. Pelabuhan Kuala Tanjung harus didorong menjadi pelabuhan hub internasional.Peletakan batu pertama pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung ini dilakukan Presiden Joko Widodo pada Januari 2015," ungkapnya.
Bandara Internasional Kualanamu yang telah menjadi hub internasional Indonesia di kawasan Barat juga menjadi keuntungan tersendiri bagi Sumut. Bandara ini berkembang pesat dan saat ini telah melayani lebih dari 8 juta penumpang per tahun. Bandara ini juga menjadi bandara pertama di Indonesia yang terintegrasi dengan moda transportasi Keretaapi.
"Melalui hadirnya Pelabuhan Kuala Tanjung dan Bandara Kualanamu, berbagai kegiatan ekonomi yang kita miliki, khususnya yang ada di Sumatera Utara akan memiliki akses pada sistem logistik nasional dan global. Saat ini pemerintah tengah membangun akses jalan, jalur kereta api, sarana pelabuhan, pasokan listrik, gas dan air bersih yang terintegrasi di wilayah ini," demikian Darmin.[rgu]
KOMENTAR ANDA