post image
KOMENTAR
Calon Wali Kota Medan nomor urut 1, Dzulmi Eldin silaturahim ke dua Wali Kota Medan Kota periode 2000-2005 dan 2005-2008, Abdillah AK MBA dan Pj Wali Kota Medan Afifuddin Lubis serta Gubernur Sumut periode 2008-2011, Syamsul Arifin.

Pertemuan yang berlangsung santai di Cafe & Resto Al Jaizera Jalan Multatuli, Medan, pada Kamis (19/11) malam. Dalam pertemuan tersebut, sejumlah tokoh itu memberikan sejumlah masukkan tentang pembangunan Kota Medan.

 Dihadapan para senioran dan bekas atasannya, Eldin memaparkan tentang rencananya membangun Kota Medan. Mulai dari pembangunan tanggul rob di Medan Labuhan yang diperuntukkan agar Medan Belawan dan Medan Labuhan tidak tergenang banjir akibat rob.  “Insya Allah kalau amanah datang. Pada 2014, saat menjabat wali kota anggarannya sudah dijemput ke Kementerian Pekerjaan Umum, alhamdulillah DED tahun 2015 sudah keluar dan Insya Allah 2016 sudah bisa dilaksanakan pembangunannya,” katanya merinci.

Dia juga menyebutkan, program Syamsul Arifin untuk Sumut agar masyarakat tidak sakit, tidak bodoh dan punya masa akan disadur serta dirincikan dengan berbagai program. Seperti menggratiskan pendidikan selama 12 tahun di sekolah negeri sampai di tingkat SMA, selanjutnya membangun gedung SMA di setiap kecamatan.

Selanjutnya, untuk rakyat tidak sakit, Eldin menyebutkan, pada tahun 2014, ada peraturan yang mengharuskan asuransi kesehatan masyarakat dipadukan ke Badan Penyelenggara Jasa Sosial (BPJS) Kesehatan. Pada tahun 2015, ada sebanyak 300 ribu manfaat untuk klas III dibayarkan preminya sebesar Rp85 miliar ke BPJS. Semuanya sudah terlaksana, tinggal bagaimana dengan pendataannya yang perlun disempurnakan.

“Saat saya berjalan ke kelompok masyarakat, masih ada keluhan warga tentang belum dapat BPJS. Inilah yang nantinya disempurnakan,” ujarnya.

Dia menambahkan, setelah premi BPJS ditanggung pemerintah, maka fasilitas kesehatan akan ditambah. Khususnya di Medan bagian Utara tepatnya di Medan Labuhan akan dibangun rumah sakit type C. Hal ini dilakukan agar masyarakat di Medan bagian Utara mendapatkan manfaat pelayanan yang cepat dan mudah.

"Kami juga membagi pelayanan agar RSU dr Pirngadi tidak menumpuk lagi pasiennya," ujarnya.

Terkait dengan masa depan dan pengembangan ekonomi kerakyatan, Eldin menyebutkan, ada program investasi skala internasional yang akan dibuat. Satu diantaranya Medan Waterfront city.

"Kami sudah ada pembicaraan dengan investor untuk pembangunan Medan water front city, semoga nantinya bisa terwujud. Dampaknya, secara lingkunga tertata dan ramah, lapangan kerja terbuka serta pertumbuhan ekonomi akan semakin pesat," sebutnya.

Tak hanya itu, untuk ekonomi kerakyatan, pria kelahiran Medan 4 Juli 1960 ini  mengatakan, melalui simpul kelompok ibu-ibu periwirdan dan lainnya hingga komunitas akan mendapatkan pembinaan keterampilan untuk pengembangan ekonomi kreatif, kemudian mendapatkan pelatihan manajemen serta pemerintahan ke depan akan membantu pemasarannya.

Lebih lanjut, guna mewujudkan Medan Metropolitan, Modern dan Religius, Eldin menyatakan, Islamic Centre seluas 22 hektare akan dibangun di Medan Labuhan khususnya kawasan Martubung.

"Alhamdulillah pada saat saya menjabat sudah membeli tanahnya, mudah-mudahan pada tahun pertama bertugas sudah ada gambar untuk pembangunannya," katanya.

Dia menyebutkan, Islamic Centre yang akan dibangun nantinya bisa menampung puluhan ribu jamaah untuk mengikuti tablkigh akbar atau pengajian akbar. Di tempat itu juga nantinya akan ada pengembangan pendidikan islam.

Selain itu, program rutin yang dilakukan untuk pembinaan aparatur sipil negara (ASN) melalui peningkatan besiaswa kepada ASN berprestasi serta memberikan penghargaan serta penambahan insentif bagi seluruh ASN yang  berprestasi.

 Setelah mendengar apa yang disampaikan Dzulmi Eldin, Syamsul mengaku apa yang akan dilakukan oleh pasangan Dzulmi Eldin-Akhyar Nasution sudah benar, jalan yang diambil juga sudah benar.

"Tinggal bagaimana kita warga Kota Medan mencoblos yang benar," katanya.  

Sedangkan Afifuddin Lubis menyatakan, ibarat kita ingin memperbaiki sebuah jam tangan. Secara manusia kita akan mencari tukang jam tangan berpengalaman dan terbukti pernah bekerja serta tidak pernah mau mencoba-coba. “Begitulah ketika kita ingin membangun Medan, tentu tidak mau dicoba-coba, serahkan kepada orang yang berpengalaman,” ucapnya.

Untuk diketahui, Dzulmi Eldin dan Akhyar Nasution merupakan dua putra kelahiran, besar dan mengabdi di Kota Medan. Dzulmi Eldin merupakan sosok birokrat selama 35 tahun mengabdi untuk negara dan Akhyar adalah politisi PDI-Perjuangan, anggota DPRD Medan periode 1999-2004.[rgu]

LPM dan FKM USU Gelar Edukasi Kesahatan dan Pemberian Paket Covid 19

Sebelumnya

Akhyar: Pagi Tadi Satu Orang Meninggal Lagi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel