Kelompok pro neoliberalisme yang berseberangan dengan Trisakti dan Nawacita sangat agresif melobi dan mengganggu Presiden Joko Widodo. Saat ini mereka ada di lingkaran terdalam Istana Negara.
Demikian disampaikan Sekretaris Jenderal Jaringan Aktivis Prodemokrasi (Prodem) Satyo Purwanto kepada wartawan, Minggu (15/11).
"Jokowi menang dalam Pilpres 2014 berbasis argumentasi Trisakti dan Nawacita pemberi harapan dan semangat rakyat. Tetapi kini tingkat kepercayaan ke Jokowi menurun sebagai dampak politik transaksional dengan kaum neoliberal pemburu rente. Jokowi berpotensi jadi musuh bersama aktivis," kata dia.
Ironisnya lanjut Komeng, sapaan akrab Satyo Purwanto, Jokowi tidak memiliki barisan menteri bermental petarung dan bervisi sama. Mayoritas menteri Kabinet Kerja adalah produk arisan transaksional dengan 'bandar', sehingga tak memiliki jiwa kepemimpinan dan kompetensi penuntasan problem riil bangsa, dan sering menciptakan beban dan polemik baru untuk Presiden.
"Persoalan krusial terkini adalah perekonomian, ketenagakerjaan dan membabat kaum pemburu rente. Isu perekonomian dan tenaga kerja seiring sejalan, karena tenaga kerja adalah elektroda dalam sistem makro dan mikro perekonomian Indonesia. Gejolak ekonomi dan ketenagakerjaan yang terus terjadi adalah dampak ketidakmampuan para menteri terkait," urai Komeng lagi.
Analisa Komeng, situasi di 2016 akan bertambah buruk bagi pemerintah sehingga pilihan dan kuasa ada di Presiden Jokowi untuk bertindak cepat, tepat dan efektif, terutama dalam pembersihan dan reshuffle kabinet dari kaum neoliberal guna percepatan pemenuhan janji kampanye.
"Pergunakan hak dan kewenangan Presiden dengan keberanian atau Jokowi akan menjadi musuh bersama dari seluruh elemen gerakan mahasiswa, buruh, petani, pemuda dan rakyat yang ingin perubahan. Waspadalah," demikian Komeng.[hta/rmol]
KOMENTAR ANDA