Meskipun ISIS besar di Timur Tengah, namun semangat dan simpatisan ISIS selalu ada di mana-mana. Khususnya di daerah-daerah dengan jumlah penganut Islam radikal yang tinggi.
"Prancis ini menjadi sasaran, karena negara ini banyak umat Islam yang radikal," kata Direktur Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Irfan Idris, sebagaimana dilansir JPNN (Minggu, 15/11).
Di Indonesia, lanjutnya, beberapa wilayah dengan umat Islam yang radikal juga selalu menjadi pergerakan teroris. Misalnya di Poso, dan di daerah Barat Indonesia.
"Gerakan terorisme ini mudah masuk, dengan isu-isu mendirikan khilafah atau negara Islam. Lalu memberi doktrin, semuanya halal dilakukan demi mewujudkan khilafah, bahkan dengan cara yang bejat. Dengan alasan konstitusi tidak akan pernah mendukung," katanya.
Makanya, umat Islam harus ikut membantu meningkatkan kewaspadaan dini, memberi pencerahan kepada yang lain. Bahwa apapun alasannya, aksi yang menyebabkan ratusan orang tewas itu tidak bisa dibenarkan, dan sangat bertentangan dengan nilai agama.[rgu/rmol]
KOMENTAR ANDA