Perbedaan konsep pembangunan Kota Medan jelas terlihat antara dua pasangan yang bertarung di Pilkada Medan yakni pasangan Dzulmi Eldin-Akhyar Nasution (BENAR) dan Ramadhan Pohan-Eddie Kusuma (REDI). Hal ini terlihat dalam debat kandidat yang digelar di Convention Center Tiara Hotel, Medan, Jalan Imam Bonjol, Medan, Selasa (10/11).
Dalam debat tersebut terdapat 3 pertanyaan fundamental yang disampaikan oleh panelis diantaranya pembenahan birokrasi, pembenahan lalu lintas dan pembenahan sungai Deli. Pada pertanyaan pertama, pasangan REDI dan BENAR hampir memiliki konsep yang sama yakni pemberian reward kepada aparat yang berprestasi dan juga penempatan pejabat sesuai dengan kompetensi masing-masing. Namun dalam hal ini, Eldin mengatakan sudah melakukannya selama 1 tahun menjadi Walikota Medan.
"Saya sudah melakukan itu semua ketika menjadi Walikota, jadi tinggal melanjutkan saja," katanya.
Sementara mengenai pembenahan lalu lintas, perbedaan mencolok sangat terlihat. Pasangan BENAR memiliki visi yang jauh lebih konkrit dibandingkan dengan pasangan REDI. Hal ini terlihat dari jawaban yang disampaikan Akhyar Nasution yang menyebutkan pembenahan arus lalu lintas harus dimulai dari pembinaan mental pengguna jalan, manajemen Traffick Light dan juga pembangunan Fly Over pada perlintasan sebidang serta memperlebar akses jalan menuju perbatasan Kota Medan dengan daerah lain yang kerap menjadi sumber kemacetan.
"Pembinaan mental pengendara menjadi sangat penting, termasuk manajemen traffick light terkait pengaturan warna lampu merah dan hijau pada siang dan malam hari sesuai kebutuhan. Disisi lain kita perlu membuka Bottle Neck yang selama ini terjadi pada daerah perbatasan," katanya.
Sementara Eddie Kusuma masih berkutat pada persoalan jalan berlubang yang menurutnya penyebab utama kemacetan serta perubahan pada perlintasan sebidang. Namun ia tidak menjelaskan rinci perubahan yang dimaksud.
"Jalan keriting itu harus dibenahi, traffick light tidak teratur, lalu jalan kereta api palang kereta api sering mengakibatkan kemacetan pada banyak titik seperti di Jalan Pandu dan SM Raja," katanya.
Beberapa warga yang hadir menyaksikan debat tersebut menyimpulkan jawaban BENAR lebih visioner dibandingkan jawaban dari pasangan REDI. Namun mereka maklum karena hal tersebut mungkin disebabkan pemahaman tentang Kota Medan yang berbeda jauh antara kedua pasangan tersebut.
"Kalau saya jujur, jawaban dari BENAR banyak yang lebih konkrit. Sementara REDI justru terkesan lebih berambisi "menyerang" BENAR ketimbang memaparkan visinya secara konkrit," kata Haslan (41), warga Medan Polonia, yang mendengar debat tersebut lewat radio.[rgu]
KOMENTAR ANDA