Puluhan mahasiswa yang menamakan diri Aliansi Tarik Mandat (ATM) Jokowi-JK terluka dalam insiden bentrok dengan pihak kepolisian saat berlangsungnya unjuk rasa di DPRD Sumatera Utara, Selasa (10/11) siang. Mereka mengalami terluka akibat tindakan beringas petugas kepolisian yang membubarkan paksa aksi mereka yang semula berjalan dengan damai.
"Ada sekitar 15 orang kami yang terluka, ada yang dipukul pakai pentungan ada yang ditendang. Saat ini masih ada 1 orang rekan kami yang menjalani perawatan di RS Siloam karena kepalanya bocor dipukul polisi," kata salah seorang koordinator, Yakin Sitorus kepada medanbagus.com.
Yakin mengaku heran dengan tindakan represif yang dilakukan oleh petugas kepolisian dari Sabhara Polresta Medan yang terkesan berlebihan dalam membubarkan aksi mereka. Padahal para pengunjuk rasa menurutnya sama sekali tidak melakukan aksi-aksi yang mengganggu dan membahayakan gedung DPRD Sumut.
"Kami hanya berorasi lantas dimana yang disebut membahayakan, bahkan kami tidak ada aksi bakar-bakar ban," ujarnya.
Tindakan represif tersebut sore ini sudah diadukan oleh para pengunjuk rasa ke Polresta Medan. Mereka juga menunjukkan video kekerasan yang dilakukan oleh petugas kepolisian tersebut.
"Tadi kami langsung bertemu dengan Kapolresta, ia berjanji akan menindak anggotanya," sebutnya.[rgu]
KOMENTAR ANDA