Kabar penganugerahan gelar pahlawan nasional kepada KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur mencuat ke ruang publik. Penganugerahan gelar tersebut dinilai sangat wajar mengingat jasa dan peran yang telah diberikan Gus Dur semasa hidupnya.
Mengenai hal tersebut, Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah mengatakan jika penganugerahan gelar pahlawan bagi Presiden Keempat RI itu sesuai dengan prosedur yang ada maka penganugerahan tersebut pantas untuk diberikan.
"Ada mekanismenya, silahkan saja. Mekanismenya itu ada usulan dari bawah dan sebagainya. Karena itu bagian cara kita untuk menghargai jasa pahlawan. Kalau pemerintah menilainya itu sesuai prosedur dan layak maka hal itu adalah hak pemerintah untuk mengusulkan dan mengajukan," ujarnya di Gedung Nusantara III, DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (9/11).
Sebelumnya, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan gelar pahlawan bagi Gus Dur sudah selesai dibahas di Dewan Gelar, tapi dengan catatan diendapkan menunggu waktu yang tepat. Untuk itu, pemberian gelar kepahlawanan kepada Gus Dur hanya menunggu de jure saja mengingat de facto sudah melekat pada sosok beliau.
"Sulit dikatakan kalau Gus Dur tidak punya jasa karena beliau tokoh intelektual kita dengan menjadi ketua ormas terbesar (PBNU) dan menjadi presiden RI. Hal-hal itu layak beliau menjadi pahlawan tapi itu tentu harus sesuai prosedur yang ditetapkan pemerintah," lanjut Fahri.
Selain Gus Dur, Fahri juga mengatakan bahwa dirinya adalah salah satu orang yang menganggap bahwa Presiden Kedua RI Soeharto juga pantas menjadi pahlawan nasional.
"Saya termasuk orang yang menganggap Pak Harto jadi pahlawan. Karena kita tidak bisa katakan beliau tidak punya jasa dengan memimpin selama 32 tahun lebih." tuturnya.
Jika ada orang kecewa terhadap Soeharto menurutnya hal itu merupakan hal yang biasa sebagaimana ada juga orang yang kecewa kepada Gus Dur.
"Karena itulah, semua orang yang pernah jadi presiden layak menjadi pahlawan," demikian politisi PKS ini. [hta/rmol]
KOMENTAR ANDA