post image
KOMENTAR
Beberapa pekan terakhir, Dirut PT PLN Sofyan Basir jadi bulan-bulan di media sosial atas rencananya mau mencabut subsidi listrik tahun 2016 sebesar Rp 23,1 triliun. Kondisi ini membuat Sofyan dan jajaran di PLN sedih.

Padahal, yang ingin dilakukan PLN adalah agar orang mampu tidak lagi mendapat subsidi. Sedangkan untuk rakyat miskin, subdisi tetap diberikan.

"Masyarakat miskin kami pastikan tetap dapat subsidi. Bahkan, yang belum dapat listrik kami akan pasang dengan gratis. Itulah niat kami. Kok disalahkaprahkan. Kami sebagai pelaku sedih juga," tuturnya saat dihubungi Minggu malam (8/11).

Sofyan menyatakan, pencabutan subsidi bagi masyarakat mampu dibutuhkan untuk meningkatkan elektrifikasi (kelistrikan) nasional agar semua masyarakat bisa menikmati listrik. Berikut kutipan wawancara lengkap dengan eks Dirut BRI itu:

Apa tujuan utama PLN mencabut subsidi sebesar Rp 23,1 tahun depan?

Begini! Saat pertama masuk PLN, saya memeriksa biaya. Ketika itu saya kaget karena jumlah keluarga yang mendapat subsidi sebanyak 46 juta. Padahal, yang saya tahu jumlah penduduk miskin hanya 15,7 juta. Kalau ditambah dengan yang pra miskin jadi 24,7 juga. Saya tahu angka ini karena pernah ikut membagikan BLT (Bantuan Langsung Tunai).

Dari situ, berarti kan ada sebanyak 21 juta yang seharusnya tidak disubsidi. Setelah kami lihat memang benar. Banyak rumah huni, kontrakan, kos-kosan yang diisi pekerja kantor, eksekutif muda, dan orang mampu lainnya masih menikmati subsidi karena menggunakan daya 450 watt dan 900 watt. Ini kan subdisi yang tidak tepat sasaran. Untuk itu, ke depan para pelanggan yang menggunakan 900 watt akan kami kurangi.

Bagaimana dengan rakyat miskin yang memakai daya 450 watt?

Untuk rakyat miskin akan tetap kami dikasih subsidi. Subdisi untuk mereka tidak akan diubah. Bahkan, untuk yang belum mendapat listrik kami akan pasang secara gratis. Itu niat kami.

Memang masih banyak yang belum mendapat listrik?

Saat ini angka elektrifikasi kita baru 84 persen. Sekitar 16 persen masyarakat kita belum bisa mengakses listrik. Mereka ada di pulau terluar, di pedalaman, di gunung-gunung belum dapat listrik. Untuk membangun bagi mereka itu biayanya besar sekali. Untuk itu subsidi bagi yang tidak berhak harus dikurangi.

Rencana itu banyak diprotes. Tanggapan Anda?

Memang. Tapi coba dilihat, banyak yang mampu hanya membayar listrik Rp 65 ribu per bulan. Padahal harusnya mereka membayar sekitar Rp 200 ribu. Ketika subsidinya mau dicabut, mereka tidak rela. Merekalah yang main di medsos, marah-marah. Padahal mereka tidak layak mendapat subdisi.

Kondisi perlistrikan di PLN sendiri bagaimana?

Sekarang ini kami butuh dana besar untuk memperbaiki infrastruktur. Di Jabodetabek dan Jawa misalnya, itu sudah banyak trafo yang usianya di atas 25 tahun. Kondisinya juga sudah sering overload, bahkan yang di atas 80 persen. Selama ini tidak bisa diperbaiki, tertunda-tunda karena kurang dukungan.

Sekarang, kami harus selesaikan ini. Sebab, kalau nanti ada trafo meledak, Sofyan Basir yang disalahkan. Jadi, tolong beri kesempatan kami untuk memperbaiki. Jangan marah kalau padam. Sedangkan saat listrik nyala masyarakat tidak inget ke PLN.  

Kabarnya, dalam rapat Kamis lalu di Istana Presiden Jokowi meminta memunda pencabutan itu?

Bukan begitu. Yang diminta Presiden adalah bertahap.

Sekarang, apa yang akan dilakukan PLN?

Kami akan sisir yang memakai 900 watt. Kami akan turun ke lapangan untuk melihat kondisi pelanggan langsung. Jika mereka terbukti orang mampu, kami akan gandi sikringnya menjadi 1.300 watt. Kami diberi waktu enam bulan untuk melakukan penyisiran itu.

Apa akan ada perubahan tarif pada Januari nanti?

Untuk masyarakat miskin tidak ada. Sedangkan untuk 1.300 watt ke atas, kami tetap menggunakan tarif adjustment (tergantung harga minyak dunia, kurs, dan inflasi).

Bagaimana harusnya sikap masyarakat atas rencana itu?

Saya memang baru di PLN. Tapi saya ingin adil untuk rakyat miskin. Saya ingin ambil subsidi bagi mereka yang tidak berhak dan memberikannya kepada yang membutuhkan. Jadi, tolong dukung dan beri kepercayaan kepada kami.

Kenapa PLN memberi diskon sampai 30 persen ke industri besar?

Memang betul. Diskon itu kami berikan untuk penggunaan pada pukul 11 malam sampai 8 pagi. Alasannya, pada jam-jam segitu, daya listrik kita melimpah karena kantor tutup dan penduduk tidur. Jadi, daripada tidak terpakai, mubazir, kita kasih ke industri. Mereka bisa pakai itu untuk lembur.[rgu/rmol]

Kemenkeu Bentuk Dana Siaga Untuk Jaga Ketahanan Pangan

Sebelumnya

PTI Sumut Apresiasi Langkah Bulog Beli Gabah Petani

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Ekonomi