Musim pilkada dinilai menjadi bulan madu bagi para media, baik cetak, eletronik dan media online.
Pasalnya, banyak alokasi dana yang dipersiapkan para calon kandidat untuk memasang iklan maupun untuk mempublikasikan calon tersebut.
Hal ini pula yang membuat banyak media belum independen dalam menjalankan tugasnya.
"Tidak bisa dipungkiri bahwa Media maupun wartawan tidak seutuhnya menjadi independen dalam melakukan peliputan Pilkada. Ini tidak terlepas dari tarik- menarik, kepentingan," kata
Direktur Yayasan KIPPAS, J. Anto dalam dialog publik dengan tema "Indenpendensi Media Dalam Pemberitaan Pilkada" di Hotel Grand Darussalam Syariah, Jalan Darussalam, Jumat (6/11) sore.
Dikatakannya, media juga saat ini tidak terlepas dari kepentingan bisnis.
"Ada beberapa cara sederhana melihat bagaimana media itu tidak independen dalam pemberitaan Pilkada, yaitu konteks keseimbangan pemberitaan kandidat dan rivalnya, masalah penempatan berita dan konten berita," jelasnya.
J Anto mencontohkan tentang pemberitaan Pilkada Calon Walikota dan Wakil Walikota Medan yang akan berlangsung pada Desember 2015 mendatang.
Dimana, pemberitaan tersebut lebih condong membuat berita iklan politik daripada berita politiknya.
"Banyak media juga dalam pemberitaan hanya menampilkan profil kandidat satu lebih baik, ketimbang kandidat lainnya. Banyak juga media memuat janji- janji para kandidat," pungkasnya.[rgu]
KOMENTAR ANDA