post image
KOMENTAR
Pendukung Saleh Bangun menduga ada skenario besar yang membuat peserta Pilkada Binjai itu akhirnya dipastikan absen di pesta suksesi yang akan dilakukan serentak pada 9 Desember mendatang.

"Ini ada udang di balik batu. Kenapa KPK melakukan ini sebulan sebelum Pilkada?" kata Nirwanto, salah seorang warga di Desa Tunggu Rono, Binjai Timur kepada MedanBagus.Com, Rabu (4/11).

Menurut warga yang sehari-hari berjualan sembako itu, Saleh Bangun dikenalnya ramah dan merakyat.

"Rasanya, memang betul ada skenario untuk menghancurkan Nasdem. Dan Pak Bangun menjadi korban. Menurut Saya Pak Bangun adalah korban fitnah."

Sementara itu, mengenai dugaan gratifikasi interpelasi dan penetapan APBD Sumut periode 2012-2014, Erwinsyah warga Tunggu Rono lainnya mengaku tak paham.

"Kami nggak tau lah Bang, apa itu gratifikasi interpelasi. Setahu kami, Pak Bangun itu pengusaha sawit. Kebun sawitnya luas. Tak mungkin dia (Saleh Bangun) mengkorupsi APBD lagi," tandas Erwin.

Saleh Bangun merupakan Ketua DPRD Sumut periode 2009-2014 lalu. Ia ditetapkan tersangka bersama 4 wakilnya pada periode tersebut yakni Sigit Pramono Asri (PKS), Kamaluddin Harahap (PAN), Chaidir Ritonga (Golkar) dan Ajib Shah.

Saleh kembali terpilih menjadi Anggota DPRD Sumut Periode 2014-2019 namun mundur dari dewan karena maju di Pilkada Binjai 2015 dengan diusung Gerindra, Nasdem dan Hanura. [hta]




PHBS Sejak Dini, USU Berdayakan Siswa Bustan Tsamrotul Qolbis

Sebelumnya

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN NELAYAN (KPPI) DALAM MENGATASI STUNTING DAN MODIFIKASI MAKANAN POMPOM BAKSO IKAN DAUN KELOR DI KELURAHAN BAGAN DELI

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Peristiwa