
"Kegagalan utamanya itu karena 7 bupati disana tidak pernah duduk sama membicarakan bagaimana agar Danau Toba lolos GGN," katanya, Sabtu (31/10)
Menteri Pariwisata, Arief Yahya sendiri mengatakan, masalah ego sektoral didaerah memang kerap menjadi hambatan utama dalam mengembangkan potensi pariwisata. Khusus di Sumatera Utara, ia mengatakan hal tersebut menjadi tantangan utama mereka dalam mengembangkan berbagai potensi yang ada.
"Kita ini pesaingnya negara lain. Mohon maaf ya...bandingkan (Sumatera Utara) dengan daerah lain. Kita potensinya apa pengembangannya kemana?. Kita harus introspeksi," ungkapnya.
Ia menambahkan di level pusat mereka sudah mendeteksi persoalan-persoalan didalam industri kepariwisataan. Kelemahannya secara nasional yakni karena masih lemahnya promosi. Tetapi kondisi ini semakin diperparah dengan ego yang muncul pada daerah masing-masing seperti yang terjadi di Danau Toba.
"Disini kita harus membandingkan dengan daerah lain, mereka sudah dimana sementara kita sampai dimana," ujarnya.
Dialog ini menjadi salah satu rangkaian acara dari Festival Buah dan Pameran Pariwisata di Wisma Benteng, Medan yang digelar untuk memperkenalkan potensi buah lokal ke manca negara.
Selain Arief Yahya, Plt Gubernur Sumut T Erry Nuradi, Anggota DPR RI asal Sumatera Utara Sofyan Tan, dan Deputi Keimigrasian Ronnie F Sompie juga hadir dalam kegiatan tersebut.[rgu]
KOMENTAR ANDA