post image
KOMENTAR
Relawan Aksi Cepat Tanggap (ACT) kembali mengingatkan, jutaan rakyat Indonesia saat ini harus mengalami sesak napas lantaran kabut asap yang tidak kunjung reda.

ACT menilai, sejumlah upaya yang dilakukan pemerintah untuk menanggulangi kabut asap belum menuai hasil. Karena itu, semua pihak mengerahkan segala upaya meredakan kabut asap dan me­nyelamatkan para korban asap. Puluhan relawan ACT dan Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) menggelar aksi soli­daritas bagi korban kabut asap di Patung Arjuna Wiwaha, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, kemarin.

Koordinator aksi, Apiko Joko Mulyono menuturkan aksi ini merupakan bentuk solidaritas dan keprihatinan atas kabut asap yang menyebabkan sekurangnya 40 juta rakyat mengalami sesak napas.

Kebakaran hutan dan lahan yang tidak kunjung padam me­nyebabkan kabut asap semakin massif bahkan terus menyebar hingga ke negara tetangga.

"Melalui aksi ini, kami men­gajak seluruh bangsa Indonesia menunjukkan kepedulian terh­adap bencana kabut asap ini, kita harus bahu-membahu mereda­kan kabut asap ini," katanya di sela-sela aksi.

Apiko menilai, dua bulan bela­kangan upaya meredakan kabut asap ibarat menggarami air laut. "Saat ini kebakaran hutan dan lahan semakin merajalela, asap sangat mengganggu kehidupan masyarakat," ujarnya.

ACT dan MRI, katanya, sudah melakukan distribusi masker, pemadaman kebakaran hutan dan lahan, pembagian makanan siap santap, pembagian sem­bako, hingga kampanye gerakan cuci hidung untuk para korban kabut asap.

Dia menekankan, inilah saatnya bangsa Indonesia bersatu meng­galang kepedulian bagi saudara-saudara sebangsa yang dikepung kabut asap.

"Kita akan terus membantu pemerintah menangani korbankabut asap ini, kita sangat ber­harap semua lapisan pemerintah turun semua dan bekerja secara efektif," katanya.

Apiko juga meminta pemerintah untuk tidak ragu meminta ban­tuan ke luar negeri karena kabut asap ini sudah sangat parah.

"Negeri ini butuh pesan heroic pembangkit jiwa penolong. Benar kabut asap ini berasal dari kebakaran besar tapi ji­wa kemanusiaan kita sebagaibangsa harus lebih besar lagi," tandasnya.

Peserta aksi kompak men­genakan pakaian hitam, masker, dan ikat kepala yang bertu­liskan 'Darurat Asap'. Dalam aksi yang dimulai pada pukul 11.00 WIB, mereka memben­tangkan spanduk dan poster yang bertuliskan 'Udara SegarTerenggut, Asap Terhirup', 'Kami Melihat, Kami Merasakan, Kami Turun tangan', 'Sudah Lama Kami Rindu Langit Biru', 'Bantu Mereka Bernapas', 'Hidup Terus Berjalan Wa lau Kami Menahan Sesak’, dan‘Sesungguhnya Bencana Asap Itu Nyata'.

Dalam aksi teatrikalnya, para relawan menggambarkan kabut asap sangat membahayakan masyarakat sementara udara bersih seakan mejadi barang mahal dan langka. Lansia dan ibu hamil menjadi kelompok pertama yang paling rentan terhadap kabut asap.[rgu/rmol]

LPM dan FKM USU Gelar Edukasi Kesahatan dan Pemberian Paket Covid 19

Sebelumnya

Akhyar: Pagi Tadi Satu Orang Meninggal Lagi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel