Dunia Internasional mulai takut bangsa Indonesia mampu berdikari, terutama dari segi pertanian dan perkebunan. Apalagi dengan prinsip Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) agar Indonesia mencapai target swasembada pangan dengan program "nawa cita" yang difokuskan kepada 3 komoditi yakni padi, jagung dan kedelai (pajale).
"Sebentar lagi menjelang Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada Desember 2015 mendatang, sehingga segala "balck campaign" dicuatkan kepermukaan terutama dari negara internasional. Mereka ingin menguasai perekonomian Indonesia dengan cara begitu," kata Pengamat Pertanian USU Abdul Rauf kepada MedanBagus.Com, Minggu (18/10/2015).
Menurut Rauf, sebenarnya Indonesia terutama Sumut mampu berdikari dari segi swasembada pangan, apalagi teknologi padi sudah mulai banyak dikembangkan. Bahkan, sudah ada teknologi padi yang mampu tumbuh dibawah naungan.
Selain itu tambahnya, banyak petani sebenarnya sudah mampu menciptakan teknologi baru yang berproduksi tinggi dengan luas areal lahan yang sama, misalnya dengan lahan 1 hektare (ha) mampu memproduksi hingga 7 ton per panen, yang awalnya hanya mampu 3-4 ton per ha/panen.
"Tetapi, sayangnya petani kita berada di lingkaran setan, dengan sulitnya memperoleh pupuk, bibit bahkan penyuluh yang malah beralih menjadi agen pupuk. Tidak ada yang betul-betul membela petani. Ini yang harus diperhatikan pemerintah," jelasnya.
Kemudian kata Rauf, masalah irigasi yang hingga saat ini menjadi masalah yang paling serius. Di Sumut sendiri belum ada dijumpai irigasi yang baik kualitasnya sejak lengsernya rezim Soeharto. "Masih banyak petani menggunakan tadah hujan, bagaimana kita bisa berkembang kalau begini, sementara masalah perbaikan irigasi saja belum beres," tukasnya.[rgu]
KOMENTAR ANDA