Dubes Austalia untuk Indonesia, Paul Grigson mengadakan kunjungannya ke Kota Medan, Kamis (15/10).
Dalam kunjungan tiga hari di Medan, Grigson akan menemui sejumlah toko politik, agama dan bisnis dan menggelar resepsi untuk para Alumni Australia.
Sebagai rasa kecintaannya, Grigson mengunjungi Kaffeine Coffe di Jalan Imam Bonjol dan berkesempatan mencicipi kopi Indonesia.
Dirinya juga berkesempatan untuk meracik sendiri kopi yang berasal dari Sumut ini.
"Sumut merupakan salah satu produsen kopi utama di Indonesia. Warga Australia maupun Indonesia menikmati kopi dan menjadikannya sebagai bagian penting dari mereka," jelasnya.
Di Australia, katanya, setiap orang berlomba- lomba untuk membuat cafe kopi. Namun, mereka tetap mempertehankan eksistensi dan konsisten.
"Kalau di Australia seluruh cafe yang menyediakan kopi memilik standar dalam pembuatan dan rasanya. Indonesia memang tumbuh dalam membuat cafe yang menyediakan kopi, namun belum konsisten. Disini antara satu cafe dengan cafe lain rasanya masih berbeda ," katanya.
Dikatakannya, kopi Sumatera Utara memiliki karakter yang tidak kasar. "Kopi Sumut memilik ciri khas yang berbeda dengan kopi lainnya," ungkapnya.
Selain menikmati kopi, Grigson juga akan bertemu dengan staf USU dan akan mengunjungi mesjid dan gereja setempat.
"Medan merupakan Kota terbesar Indonesia diluar Pulau Jawa dengan perekonomian yang kuat. Wilayah ini memiliki peluang yang terus meningkat di bidang investasi, terutama disektor pariwisata dan pendidikan," pungkasnya.
Salah seorang petani kopi Zailani mengaku, kendala yang dihadapi petani kopi saat ini adalah masalah modal.
"Masih banyak petani kopi yang terkendala modal," ujarnya.
Selain itu, petani kopi masih sulit untuk melakukan pengolahan kopi yang baik.
"Musim panen kopi terjadi saat musim hujan, makanya kita sulit untuk melakukan proses pengeringan dan penjemuran. Makanya kita agak sulit untuk mendapatkan hasil kopi yang baik. Saat ini harga kopi dari petani ke pengepul seharga Rp 51 ribu hingga 53 ribu," pungkasnya. [hta]
KOMENTAR ANDA