Kemajuan dunia internet membuat ketelanjangan menjadi hal yang semakin biasa. Hal ini ternyata berimbas langsung pada penjualan majalan Playboy yang dikenal sebagai ikonnya majalah yang menampilkan foto wanita telanjang.
Seperti dilaporan New York Times, sirkulasi Playboy menurun drastis dari 5,6 juta pada tahun 1970-an menjadi sekitar 800 ribu saat ini. Maka, Playboy memutuskan untuk berubah.
Majalah asal Negeri Paman Sam ini memutuskan untuk tidak menampilkan gambar polos para model cantik. Menurut keterangan Playboy, keputusan itu diambil sebagai bagian dari desain baru mereka yang akan diluncurkan pada Maret 2016.
Meski tidak menampilkan gambar telanjang mereka tetap memastikan akan menyajikan pose-pose sensual dari para model wanitanya.
Keputusan mengejutkan ini sebenarnya sudah digodok sejak bulan lalu. Ketika Playboy mengadakan rapat redaksi besar yang menghadirkan pendiri sekaligus pemimpin redaksinya, Hugh Hefner.
Dijelaskan CEO Playboy Scott Flanders keputusan yang diambil ini bukanlah putusan mudah. Dia pun memastikan putusan tersebut sudah diambil masak-masak.
"Kami sudah bertempur dan menang. Namun, sekarang, hanya dengan satu kali klik (di internet) kamu bisa melihat gambar telanjang. Gratis lagi," ucap Flanders, seperti dikutip dari BBC, Selasa (13/10/2015).
Era wawancara dengan tokoh-tokoh terkenal seperti Martin Luther King Jr, Malcolm X , dan Jimmy Carter, yang membuat Playboy punya nilai budaya politik yang signifikan juga telah berlalu.
CEO Playboy Scott Flanders sebelumnya memprediksi bahwa ketelanjangan akan hilang dari majalah.
"Anda boleh mendebat, namun bagi kami, gambar-gambar polos justru mengganggu. Menurunkan angka pembaca, alih-alih melipatgandakannya," ungkapnya.[rgu]
KOMENTAR ANDA