Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Cabang Kota Sibolga menegaskan tidak akan berpihak pada salah satu pasangan calon dalam Pilkada yang akan dihelat 9 Desember mendatang.
"Secara organisatoris GMNI adalah organisasi gerakan yang netral dan independen dalam kancah percaturan politik praktis. Ini tegas juga dalam aturan organisasi yang ada di GMNI," ujar Wakil Ketua Bidang Kaderisasi GMNI Cabang Kota Sibolga Jona Pardomuan Sinaga dalam siaran pers kepada wartawan, Senin (12/9).
Menurut Jona, memposisikan diri sebagai lembaga yang netral dan independent adalah komitmen GMNI dalam pengawalan pembangunan yang terorientasi kepada rakyat, utamanya kaum Marhaen.
"Jelas, yang dibela itu adalah kaum marhaen, misalnya di Sibolga itu ada nelayan yang harus mendapatkan hak-haknya, ada kaum miskin kota lainnya yang juga membutuhkan pengawalan. Jadi bukan terlibat secara praktis," kata Jona.
Menurut Jona, pihaknya juga menginstruksikan dan mengkoordinasikan kepada seluruh anggota dan kader GMNI di Kota Sibolga untuk tidak membawa-bawa nama organisasi dalam politik praktis yang kian memanas.
"Kalau secara pribadi silahkan. Itu adalah pilihan politik masing-masing warga negara, walau tetap kita ingatkan agar juga berlandaskan ideologi dan garis perjuangan GMNI. Dan kembali kita ingatkan, bahwa secara organisatoris kader dan anggota agar jangan sekali-sekali membawa nama GMNI dalam mendukung salah satu calon," tandas Jona.
Menurut Jona, pihaknya hanya menghimbau masyarakat, agar dalam Pilkada di Kota Sibolga semakin cerdas dalam menentukan pilihannya. Selain itu, sambungnya, diharapkan juga agar masing-masing pasangan calon dan tim pemenangan tidak coba-coba untuk bermain uang, black campaign yang dapat memecah belah masyarakat.
"Kita (GMNI) hanya akan bermain di wilayah pencerdasan politik masyarakat. Itu yang akan kita lakukan, bahwa masyarakat harus cerdas memilih. Pilihannya juga harus jelas, yakni dengan program kerja, jadi jangan suguhkan masyarakat, seperti memilih kucing dalam karung," pungkasnya.
Menurut Jona, dalam analisis yang dilakukan di internal ke GMNI-an, pihaknya menyadari bahwa Pilkada Kota Sibolga akan menjadi penentu arah pembangunan ke depan.
"Kita sadari itu, 5 tahun ke depan ditentukan 9 Desember, jangan hanya karena uang, karena dendam dan hanya orientasi kekuasaan bahkan proyek-proyek semata, masyarakat harus menderita hingga 5 tahun," tegasnya.
Masih kata Jona, pihaknya malah menantang setiap pasangan calon untuk debat terbuka dengan GMNI dan Alumni terkait pembangunan Kota Sibolga ke depan.
"Kita akan inisiasi dan konsep debat terbuka, kita menantang pasangan calon untuk mau berdebat dengan mahasiswa dan PA GMNI terkait masa depan ke depan," tukasnya.[rgu]
KOMENTAR ANDA