Pemadaman listrik yang kembali terjadi seminggu belakangan ini di kawasan Medan, Deli Serdang dan Binjai membuat masyarakat sekitarnya menjadi bingung. Karena hal ini tidak ada pemberitahuannya sebelumnya.
Kepala Divisi Advokasi Lembaga Advokasi Perlindungan Konsumen (LAPK) Sumatera Utara (Sumut), Padian menilai, PLN telah melakukan pembohongan publik. Karena, pada awal September 2015 lalu, PLN menyampaikan dengan sangat yakin tidak ada lagi defisit listrik. Namun kenyataannya bertolak belakang dengan fakta yang terjadi di lapangan.
"Ini yang salah dari PLN. Statemennya seperti pepesan kosong," ucapnya kepada MedanBagus.Com, Selasa (6/10/2015).
Terkait trafo induk yang meledak di Binjai, menurutnya, hanyalah sebuah alasan pembenaran dari PLN, karena trafo induk di Binjai bukanlah pemasok listrik yang utama khususnya untuk kawasan Deli Serdang dan Medan.
"Jika mengharapkan trafo di Binjai lantas apa manfaat dari PLTU yang di Belawan, sementara trafo Binjai juga tidak memiliki kotribusi yang terlalu besar yang dapat mempengaruhi kawasan Medan, Lubuk Pakam dan Deli Serdang, kecuali jika trafo induk di Belawan yang meledak," urainya.
Pasokan listrik di Kawasan Deli Serdang, dan Medan, kata Padian, juga memiliki transmisi dan jaringan tersendiri . "Alasan trafo induk di Binjai meledak, menujukkan ketidakberesan PLN. Yang kita tahu, PLN tidak memiliki data yang akurat terkait fungsi koordinasi antara pembangkit dengan kantor cabang, ranting dan wilayah. Manajemen mereka sebenarnya amburadul," bebernya.
Padian menyebutkan, sudah terlalu banyak yang dilakukan PLN berakibat konsumen merugi. Diantaranya, program listrik pra bayar yang belum tuntas hingga sekarang dan tindakan semena-mena PLN dalam melakukan penambahan daya terhadap masyarakat.
"Ini dapat menyebabkan masyarakat kembali marah sebagai bentuk kefrustasian. Bisa-bisa jika kembali berlangsung lama, maka harus diambil alih Kementerian ESDM," tukasnya.[rgu]
KOMENTAR ANDA