Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sepertinya tak lagi menjadi partai wong cilik karena sudah budeg alias tuli dengan nasib rakyat kecil.
Hal itu lantaran PDIP, melalui Bendahara Umumnya Olly Dondokambey, menyebut morat-maritnya perekonomian nasional saat ini tidak berdampak pada rakyat kelas bawah.
Begitu dikatakan Wakil Ketua Umum Partai Gerinda, Arief Poyuono, dalam keterangannya kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (2/10).
"Tolong PDIP jujur dan jangan bohongi rakyat. Dolar sudah makin perkasa terhadap rupiah. Ekspor komoditi makin nyungsep sementara impor bahan pangan makin gila-gilaan. Belum lagi impor bahan baku industri menurun. Kok dibilang tidak pengaruh. Bohong besar kalau daya beli masyarakat kecil dibilang masih kuat,"papar Arief.
Arief menilai anggapan PDIP bahwa pelemahan rupiah terhadap dolar hanya berpengaruh pada para pengusaha dan tidak berdampak pada kehidupan wong cilik merupakan anggapan yang salah.
"Ini seperti orang yang lagi mimpi di siang bolong. Atau mungkin PDIP sudah tidak punya sense of economy crisis," kata Arief.
Menurut Arief kondisi ekonomi saat ini tak jauh berbeda dengan yang terjadi pada1998. Krisis berdampak pada semua lapisan masyarakat mulai dari konglomerat hingga masyarakat kecil.
Pengaruh krisis bagi para konglomerat ditandai dengan banyaknya perusahaan yang default untuk membayar utang bank. Untuk masyarakat menengah, krisis mengakibatkan penghasilan mereka sudah tidak dapat disisikan sebagai tabungan serta banyak menunggak pembayaran, seperti pembayaran cicilan kendaraan dan rumah.
Sedangkan untuk masyarakat kecil yang bekerja di sektor formal, sudah banyak yang di-PHK. Setidaknya sudah 470 ribu pekerja yang dirumahkan.
"Adapun untuk masyarakat kecil yang bekerja di sektor informal, akibat kondisi saat ini sudah banyak yang menutup usahanya,"demikian Arief Poyuono.[hta/rmol]
KOMENTAR ANDA