Pemilik Grup Media ini 'terserempet' kasus dugaan korupsi dana Bantuan Sosial (Bansos) yang membelit Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Gatot Pudjonugroho. Surya Paloh diungkapkan istri Gatot, Evy Susanti, pernah melakukan pertemuan dengan suaminya. Dimediasi oleh tersangka OC Kaligis yang kala itu menjabat sebagai Ketua Mahkamah Partai Nasdem, Surya Paloh ditemani Sekjen Partai Nasdem Patrice Rio Capella menggelar pertemuan dengan Gatot dan Erry Nuradi, Wagub Sumut yang merupakan politisi Partai Nasdem.
Padahal saat itu Jaksa Agung HM Prasetyo yang juga kader Partai Nasdem, sudah menerjunkan anak buahnya mengusut kasus korupsi itu. Dugaan konflik kepentingan itu makin kencang lagi, menyusul pernyataan Evy yang mengungkapkan, setelah bertemu dengan Surya Paloh cs, suaminya yang ketika itu sedang digarap Kejagung, tak pernah lagi dipanggil Kejagung. "(Setelah pertemuan itu), nggak, nggak ada (panggilan Gatot lagi sebagai tersangka)," kata Evy.
Namanya dikait-kaitkan dalam dugaan kasus korupsi, Surya Paloh angkat bicara. Kepada Rakyat Merdeka, Surya Paloh pun mengakui memang pernah menggelar pertemuan dengan Gubernur Gatot dan Wagub Tengku Erry Nuradi atas permintaan OC Kaligis.
"Erry itu dari Partai Nasdem. Dan sudah beberapa lama dia meminta kepada Pak OC Kaligis untuk bertemu dengan saya. Tujuannya untuk membicarakan dan tukar pikiran mengenai kondisi komunikasinya dengan Gatot. Ya sebagai sesama Nasdem, adalah kewajiban kami merespons situasi komunikasi mereka itu," ujar Surya Paloh ketika dihubungi. Berikut ini petikan wawancara Rakyat Merdeka dengan Surya Paloh, kemarin.
Apa benar Anda pernah bertemu dengan Gubernur Gatot di kantor DPP Nasdem?
Pertemuan itu terjadi karena kader kami di Nasdem yakni Tengku Erry Nuradi yang merupakan Wakil Gubernur Sumut menyampaikan kepada Pak OC Kaligis bahwa ada komunikasi yang tidak harmonis antara dirinya dengan Gatot. Sudah beberapa lama memang Pak OC meminta kesediaan waktu saya agar bisa bertemu dan bertukar pikiran mengenai kondisi komunikasi yang tidak harmonis di antara Erry dan Gatot itu. Tapi karena waktunya belum pas ya belum jadi-jadi pertemuannya.
Ya akhirnya saya setuju. Saya bilang, ya sudah, dua-duanya sekalian disuruh datang. Kita bertemu di kantor DPP Nasdem. Gatot dan Erry hadir. Kan sebenarnya kedua orang ini adek-adek saya juga. Mereka menggangap saya senior mereka berdua. Ya saya sampaikan, bahwa tidak boleh ada komunikasi yang tidak harmonis di antara mereka berdua. Sebab, bukan hanya akan merugikan mereka sendiri, tetapi sangat merugikan konstituen di Sumatera Utara. Jadi harus ada solusi, dan jangan korbankan masyarakat karena hubungan komunikasi kalian yang tidak harmonis itu. Itu yang saya sampaikan waktu pertemuan itu.
Apakah dalam pertemuan itu ada percakapan seputar kasus korupsi yang membelit Gatot?
Saya katakan, itu tidak ada.Saya pastikan tidak ada membicarakan kasus Bansos-bansosannya Gatot. Tidak ada urusan perkara. Itu murni membicarakan komunikasi yang tidak harmonis di antara mereka. Saya pastikan itu, tidak ada urusannya dengan kasus-kasus yang disebar-sebarkan media massa.
Tapi kenapa Anda enggan mengklarifikasi dugaan yang menyebutkan Anda hendak ‘mengamankan’ kasus Bansos yang tengah digarap Kejagung ketika itu?
Sebenarnya, saya tidak mau bicarakan itu. Sebab, saya tidak mau dikait-kaitkan dengan sesuatu yang tidak saya lakukan. Jangan diseret-seret dan jangan dibesar-besarkan ke sana (arah kasus) sebab itu tidak ada dalam pembahasan pertemuan waktu itu. Baru ini saya bicara soal pertemuan ini ke Anda. Sebab, selama ini saya tidak mau seakan-akan saya membentengi diri.
Lantas Apakah Anda kelak bersedia jika aparat penegak hukum meminta penjelasan Anda terkait pertemuan itu?
Ya silakan. Saya akan jawab dan katakan sebenarnya mengenai pertemuan itu. Sebab, saya pastikan, tidak ada pembahasan soal kasusnya Gatot ini. Kami menjembatani dan memberikan masukan agar mereka tidak membuat komunikasi yang buruk sebagai Gubernur dengan Wakil Gubernur Sumut. Itu saja.[rgu/rmol]
KOMENTAR ANDA