Di tengah belum kelarnya identifikasi jenazah korban tragedi Mina, Pemerintah Arab Saudi keluarkan ancaman keras. Isinya: bagi jamaah di luar Arab Saudi yang menunda kepulangan akan didenda sebesar Rp 400 juta.
Dirjen Imigrasi Arab Saudi menegaskan, jamaah haji yang menunda kepulangan alias tinggal lebih lama akan dikenakan denda Rp 400 juta.
Dikutip dari Arab News, pihak imigrasi mengingatkan, jamaah yang datang dari luar Arab jangan sampai tinggal lebih lama dari waktu kunjungan yang tertera pada visa. Selain itu, pihak imigrasi juga tidak memperbolehkan jemaah melakukan usaha atau bekerja di wilayah Arab Saudi, atau malah tinggal tanpa izin di sekitar Mekkah, Jeddah dan Madinah.
Diperingatkan pula pada perusahaan dan institusi yang bergerak di bidang jasa layanan haji agar selalu mengabarkan apabila ada jemaah yang menunda kepulangannya. Tak hanya itu, perusahan dan institusi tersebut, beserta penyedia layanan akomodasi jamaah juga diimbau agar tidak memfasilitasi dan membantu mereka yang ingin menunda kepulangan atau bersembunyi untuk tinggal lebih lama, melalui cara apapun.
Peringatan tersebut datang seraya musim haji akan berakhir dan disuarakan agar jamaah haji dapat mengetahui peraturan itu dan menaatinya. Total denda bisa bertambah jika pelanggaran yang dilakukan banyak.
Untuk diketahui, para jamaah haji asal Indonesia yang baru saja menyelesaikan ibadah haji 1436 H pada tahun ini, sudah mulai pulang. Menurut Panitia Penyelanggara Ibadah Haji (PPIH), setidaknya ada 10 kelompok terbang (kloter) jamaah haji pertama yang dijadwalkan pulang dan mendarat di sejumlah bandara di Tanah Air.
Kemarin, misalnya, jamaah haji asal Indonesia sudah tiba di Tanah Air yakni embarkasi Surabaya. Rombongan yang tiba adalah kloter 1 dan 2 yang berjumlah sekitar 900 orang. Para jemaah langsung melakukan sujud syukur saat mereka tiba Bandara Juanda.
Wakil Gubernur Jatim Syaifullah Yusuf yang menyambut kedatangan jamaah selain mengucapkan selamat datang ke Tanah Air juga menyampaikan bela sungkawa untuk para korban.
"Yang menjadi pantauan memang adalah musibah di Mekah. Kami berharap jamaah yang masih hilang segera ditemukan," ujar pria yang akrab disapa Gus Ipul ini.
Terkait tragedi Mina, korban jamaah asal Indonesia terus bertambah. Berdasarkan data yang ada di Kepala Daerah Kerja Mekah Arsyad Hidayat, sampai kemarin, jumlah jamaah Indonesia yang meninggal dalam tragedi itu sudah 46 orang. Namun, jumlah ini sangat potensial terus bertambah karena 90 orang jamaah Indonesia lainnya masih dinyatakan hilang. Terlebih, masih ada lima kontainer berisi jenazah korban meninggal yang belum diumumkan fotonya oleh otoritas Arab Saudi.
Ketua Tim Pengawas Haji Komisi VIII DPR Saleh Partaonan Daulay mendesak pemerintah segera mengirim tenaga ahli ke Arab Saudi untuk mempercepat proses identifikasi. "Tenaga ahli Indonesia untuk mengindentifikasi korban yang ada di Saudi saat ini sangat minim. Padahal jumlah jamaah haji yang menjadi korban dari seluruh dunia mencapai 1.107 orang," kata Saleh.
Politisi PAN itu menilai, pengiriman tenaga ahli penting seiring nota diplomatik yang dikirimkan Pemerintah Indonesia kepada Pemerintah Arab Saudi. "Untuk apa mengirim nota diplomatik untuk membuka akses identifikasi kalau tenaga ahli yang bisa melakukan tugas itu masih kurang," cetusnya.
Sementara, Ketua DPR Setya Novanto menceriterakan pengalamannya saat menyambangi para jamaah haji yang menjadi korban tragedi Mina. Ia mengatakan, setelah kejadian, dirinya bersama Wakil Ketua DPR Fadli Zon, Ketua Pengawas Haji DPR Fahri Hamzah, Ketua Fraksi PKS Zajuli Juwaini, dan Konjen RI di Jeddah Dharmakirty Syailendra langsung datang ke tempat kejadian, tetapi TKP-nya sudah dibersihkan.
Oleh karena itu, dia dan rombongan tidak bisa menyaksikan bagaimana para korban itu diangkut dan dibawa ke suatu tempat untuk diidentifikasi oleh para petugas dari Arab Saudi. Ia bersama rombongan lalu menjenguk para jamaah haji Indonesia yang jadi korban di RS Emergency di Mina. "Kita tidak bisa cepat datang ke lokasi kejadian karena hotelnya berbeda. Jadi, kita tidak tahu para korban Mina itu dibawa ke mana dan kami tak bisa menyaksikan proses identifikasi karena tempatnya dirahasiakan," kata Novanto saat dikontak Rakyat Merdeka, tadi malam.
Novanto memberikan catatan khusus agar Pemerintah Saudi memberikan akses yang lebih luas kepada para Amirul Hajj dan petugas haji Indonesia sehingga mereka bisa bekerja maksimal melakukan pertolongan kepada para korban. "Catatan khusus ini kita sampaikan karena pemerintah Saudi kesannya tertutup," ujarnya.
Fadli Zon mengatakan, dirinya juga tidak menyaksikan dan menolong para jamaah haji Indonesia yang menjadi korban peristiwa Mina. Ia juga tidak tahu saat para korban dimasukkan ke kontainer-kontainer pendingin yang memang disiapkan untuk mengangkut mayat.
"Kita cuma tahu ambulans yang bolak-balik ke Mina, karena tempat kejadiannya sudah disetrilkan. Kita juga tak tahu di mana para korban itu diidentifikasi, karena tempatnya dirahasiakan. Mereka cuma bilang tempat identifikasinya luas, kita tahunya berdasarkan foto saja," kata Fadli.[rgu/rmol]
KOMENTAR ANDA