post image
KOMENTAR
Saat ini kondisi ekonomi Indonesia masih stagnan dan cenderung terus menurun. Pasar terus menekan kuat Rupiah, pergerakan menuju 15 ribu per AS dolar sebagai batas psikologis pertama ketahanan ekonomi nasional sepertinya akan sulit dibendung.

Ketua Komisi VI DPR RI, Hafisz Tohir mengatakan, kalau sampai hal itu terjadi, pengaruhnya sangat kuat terasa, ini akan menandai jebolnya pertahanan ekonomi nasional.

"Pemerintah harus betul hati-hati, jangan menganggap remeh semua persoalan," ujar politikus PAN itu dalam keterangannya, Minggu (27/9).

Hafisz menjelaskan, efek domino situasi ini adalah harga kebutuhan pokok bergerak tak terkendali. Impor berbagai kebutuhan rumah tangga yang banyak dikonsumsi kelas menengah ke bawah akan terus terjadi akibat produksi dalam negeri tidak mencukupi seperti beras.

Gelombang PHK semakin masif, perusahaan tak kuat menanggung beban operasional akibat kenaikan bahan baku yang disebabkan kuatnya AS dolar atas rupiah sehingga produk dalam negeri tak mampu bersaing.

"Ini bukan mendramatisir persoalan, bukan mengada-ada. Kita ingin mengingatkan Jokowi-JK agar sekali lagi kami tekankan untuk tidak terlalu menganggap enteng  persoalan," ujar Hafisz.

Menurut data dari laporan BPS sampai Agustus 2015, ekspor Indonesia mengalami penurunan di bandingkan dengan Agustus 2014. Nilai ekspor non migas pada Agustus 2015 turun 5,99 persen sedangkan disektor migas turun  41,08 persen.

Jika diakumulasi secara keseluruhan nilai ekspor Indonesia dari Januari hingga Agustus 2015 mencapai 102,52 miliar dolar AS. Ini turun 12,70 persen dibanding perode yang sama pada tahun 2014. Ekspor nonmigas 89,6 miliar dolar AS turun 7,3 persen.

"Sebenarnya secara terbuka pemerintah  sudah berusaha meyakinkan pasar. Hanya saja masih kurang greget responnya, terlihat dari rendahnya kepercayaan pasar," ungkap Hafisz.

Tambah dia, banyak paket kebijakan stimulus ekonomi telah diluncurkan namun pasar terlihat menolak atau masih wait and see.

"Apakah pasar sudah kehilangan kepercayaan, tugas pemerintahan Jokowi-JK lah untuk menyelesaikannya dan meyakinkan bahwa fundamen dan lanskap ekonomi kita masih cukup kuat. DPR khususnya Komisi VI akan terus mendorong mitranya di eksekutif untuk memaksimalkan serapan APBN, memotong kendala percepatan pembangunan infrastruktur dan terus mengoptimalkan peran dan keterlibatan usaha kecil menengah yang telah terbukti kuat menghadapi badai resesi," demikian Hafisz.[rgu]

PHBS Sejak Dini, USU Berdayakan Siswa Bustan Tsamrotul Qolbis

Sebelumnya

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN NELAYAN (KPPI) DALAM MENGATASI STUNTING DAN MODIFIKASI MAKANAN POMPOM BAKSO IKAN DAUN KELOR DI KELURAHAN BAGAN DELI

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Peristiwa