Ketua Tim Pengawas haji DPR RI, Fahri Hamzah mengaku sangat prihatin karena pemerintah Indonesia baru mengungkap adanya total 225 jamaah haji Indonesia yang hilang atau belum teridentifikasi posisi mereka sejak Tragedi Mina, Jumat (24/9) kemarin. Jumlah ini tidak termasuk tiga korban dipastikan wafat dan enam yang dirawat di rumah sakit.
"Berita ini tentunya menambah terusik suasana dan ketenangan masyarakat Indonesia umumnya dan khususnya bagi keluarga yang ditinggalkan," kata Fahri dalam rilis yang diterima redaksi, Sabtu (26/9).
Dengan adanya fakta ini, Fahri mendesak pemerintah Indonesia harus bertindak lebih profesional dan cepat. Pemerintah Saudi Arabia seyogyanya juga lebih siap dan terbuka dalam mengendalikan serta mengkomunikasikan manajemen jamaah sejak kedatangan sampai kepulangan khususnya di daerah rawan seperti Mina sekitarnya.
"Selayaknya pemerintah Saudi segera mengungkap identitas seluruh korban wafat (717 jamaah); nama, negara dan keterangan lain yang relevan," pintanya.
Kemudian segera mendata jamaah yang terluka (863 jamaah) baik yang masih berada di rumah sakit maupun di tempat penampungan lainnya. Pihak pemerintah Indonesia pun harus segera berkoordinasi dengan semua pihak dan bekerja secara proaktif untuk menjelaskan posisi dari 225 nama yang dikabarkan hilang.
Sebetulnya, lanjut Fahri, tidak terlalu sulit untuk mengecek karena sejak awal database jamaah Indonesia cukup lengkap untuk memantau kelompok dan pergerakan kelompok jamaah berdasarkan kloter, KBIH, dan lain-lain.
"Kita berharap agar pemerintah Indonesia secara maksimal menggunakan waktu dan fasilitas yang ada untuk mencari posisi sisa jamaah kita," ujarnya.
"Tentu, kita berdoa dan berharap bahwa jamaah kita masih hidup dan berpindah konsentrasi tempat badah dan atau tempat tinggal sementara. Semoga tidak kagi terjadi penambahan jumlah korban meninggal dunia atau sakit," demikian Fahri.[hta/rmol]
KOMENTAR ANDA