Menteri Koordinator Maritim dan Sumber Daya, Rizal Ramli, mengajak semua kalangan terutama para birokrat yang berurusan dengan publik terbiasa berfikir out of the box.
Menurut Menteri Rizal, para birokrat jangan terus mencari solusi atau jawaban umum yang belum tentu benar, melainkan mencari jawaban tidak sama dengan pendapat umum atau disebut terobosan.
"Kita butuh karena masalah kita terlalu ribet. Itulah alasan kenapa kita pakai jurus rajawali kepret, elit kita sudah merasa aman, aman tidak berbuat apa-apa, nyaman dengan jabatan, nyaman dengan KKN, kita pakai angin dari luar, ngepret dari dalam, katanya revousi mental, tapi KKN masih, main proyek masih, harus ada etika baru kalau pejabat bisnis, keluarganya bisnis," tegas Rizal di gedung LIPI, Jakarta Selatan, Selasa (15/9)
Rizal pun menyindir para pejabat di BUMN yang mentalnya masih ribet dan tidak pernah berfikir out of the box. Baru-baru ini Pertamina meminta proyek storage (penyimpinan) dan pipanisasi BBM. Padahal menurut Rizal, hal tersebut tidak urgent dibutuhkan karena merugikan banyak pihak dan tidak aman.
"Itu contoh masih ada yang main-main. Itu yang saya maksud kepret tadi, berhenti dah main-main, zaman kita susah, duit negara duit nenek moyang kamu. Ini yang kita sebut revolusi mental. Makanya kami minta dibatalkan," kata Rizal
Menurut Rizal, jauh lebih baik, BUMN memikiran pipnisasi gas yang jauh lebih menguntungkan dan ramah lingkungan. Ditambah lagi cadangan gas Indonesia kita masih ada 70 tahun dan bisa membuat gas masuk kerumah-rumah (city gas).
Tak hanya ulah pertamina yang disindir Rizal, dia juga menyindir Pelindo yang menurutnya menjadi sarang buruknya birokrat dan menumpuknya mafia.
"Rel dibeton, tanah Pelindo disewakan swasta-swasta, ada jenderal, pejabat, ada bekingnya. Harusnya first come first serve, tapi ini rebutan rejeki, ini yang harus dirapihkan," kata mantan Menko Perekonomian era Gusdur itu
Makanya, Rizal berharap agar kedepan terjadi revolusi didalam birokrasi kementerian maupun lembaga yang berurusan dengan publik.
"Saya antitesis SBY. Gaya lama harus diubah dan dibereskan," demikian Rizal. [hta/rmol]
KOMENTAR ANDA