Kepala Staf Presiden Teten Masduki menerima 15 orang perwakilan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi yang tergabung dalam Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Regional Jabodetabek-Banten, yang melakukan aksi unjuk rasa di depan Istana Merdeka.
Dalam kesempatan itu, perwakilan mahasiswa menyampaikan kekhawatirannya atas kondisi perekonomian bangsa Indonesia. Atas dasar alasan itu, mereka menggelar demonstrasi untuk menyampaikan 3 (tiga) tuntutan kepada Pemerintah.
Ketiga tuntutan tersebut antara lain, mengendalikan penaikan harga pangan, pemberantasan mafia pangan, dan serta memberikan perlindungan kepada pekerja lokal dari ancaman pemutusan hubungan kerja (PHK).
Para perwakilan mahasiswa juga juga menyampaikan keinginannya untuk bertemu langsung dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Perwakilan BEM UI Andi Aulia ingin agar Presiden Jokowi bersedia bertemu dan berdiskusi dengan mahasiswa.
"Kami menunggu kesediaan Presiden untuk diskusi dengan mahasiswa," kata Andi dilansir setkab.go.id
Menanggapi tuntutan perwakilan mahasiswa itu, Kepala Staf Presiden Teten Masduki meminta para mahasiswa terlebih dulu mengkaji indikator perekonomian Indonesia sebelum menyimpulkan perekonomian Indonesia “mengkhawatirkan”.
"Kondisi perekonomian Indonesia saat ini sangat berbeda dengan kondisi tahun 1998 saat krisis moneter terjadi. Kondisi krisis tahun 1998 sangat berbeda dengan kondisi perekonomian saat ini," tegas Teten.
Dalam kesempatan itu,Teten juga menjelaskan mengenai Paket Kebijakan Ekonomi Tahap I September 2015 yang telah diumumkan oleh Presiden Jokowi, Rabu (9/9) malam, untuk mengairahkan perekonomian nasional.
Ketiga paket kebijakan ekonomi tahap I tersebut adalah: 1. Mendorong daya saing industri nasional melalui deregulasi, debirokratisasi, serta penegakan hukum dan kepastian usaha; 2. Mempercepat proyek strategis nasional dengan menghilangkan berbagai hambatan, sumbatan dalam pelaksanaan dan penyelesaian proyek strategis nasional tersebut; dan 3. Meningkatkan investasi di sektor properti.[rgu]
KOMENTAR ANDA