Untuk membenahi sektor pariwisata, Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Sumber Daya, Rizal Ramli membeberkan, salah satu upayanya dengan membuat kawasan turis baru di luar Pulau Bali.
"Ada 5-7 kawasan yang kita fokuskan dalam lima tahun," papar Rizal saat rapat dalam rapat kerja di ruang Banggar, gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (9/9).
Di antara tujuh kawasan yang dibenahi itu, salah satunya akan difokuskan pada Danau Toba di Sumatera Utara. Tak main-main, Rizal ingin menyulap kawasan Danau Toba bak Monaco-nya Asia. Wilayah di negara Eropa ini terkenal memiliki kecantikan di daerah pinggir pantainya.
"Bisnis utamanya adalah turis saja. Nah, untuk itu, pengelolaan dari kawasan wsiata ini tidak bisa lagi diserahkan bupati atau gubernur. Mereka tidak fokus. Kita mau meniru Bali Tourism Authority yang kelola Nusa Dua. Kita mau bikin Toba Tourism Authority, seperti Bali," urai menko perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid tersebut.
Sebagai langkah awal, lanjut Rizal, Danau Toba akan dibersihkan terlebih dahulu. Kemudian dibangun akses jalan, listrik, dan internet yang memadai. Pasalnya, tidak ada turis yang mau datang ke kawasan tanpa jaringan internet.
"Kami kebetulan punya pengalaman sedikit dari almarhum istri. Dia itu arsitek yang mendesain kawasan Mega Kuningan. Jadi kita mendesain kawasan pariwisata ini seperti mendesain kawasan real estate. Setelah kita bangun, kita juga bangun pelabuhan udara sekitar 10 kilometer dari Danau Toba. Jadi turis tidak perlu datang lewat Medan. Bisa langsung dari Jakarta, Surabaya, Singapura dan lain-lain. Langsung ke Silangit," jelas Rizal panjang lebar.
Di sinilah peranan pemerintah dalam pengelolaan agar investasi negara tidak hilang.
"Kita akan buka tender 10 hotel di sana. Empat nasional, dua BUMN, empat asing dan kita tidak akan melakukan tender berikutnya sampai ini selesai semua pembangunannya," terangnya.
Menurut Rizal, ide ini sebetulnya mengadopsi pemikiran dari mantan presiden Lee Kwan Yu ketika membangun kota Singapura. Bahkan Hongkong juga menerapkan hal serupa.
"Pendapatan mereka paling besar dari real estate. Jadi kalau di Danau Toba, kita investasi 400-500 juta dolar, kita harapkan akan kembali," kata Rizal, optimis.
Rizal juga memastikan, kompetisi antarpedagang di kawasan Danau Toba nanti tidak dibuat besar-besaran. Artinya pemerintah tidak akan membiarkan orang berjualan terlalu bebas, cukup sekitar 150 unit UKM saja.
"Karena kalau terlalu banyak orang jual barang sama turis akan bosen, pedagang rugi. Kita akan kelola barangkali hanya akan ada 20 warung kopi saja, 20 eskrim, 20 ulos, 20 tshirt. Variasinya membuat turis seneng," imbuh Rizal.[rgu/rmol]
KOMENTAR ANDA