Publik tidak begitu saja percaya terhadap pernyataan Ketua Umum DPP PAN Zulikifli Hasan bahwa mereka mendukung Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla semata-mata untuk kepentingan bangsa dan negara. Partai berlambang matahari biru ini diyakini mengincar kursi menteri di Kabinet Kerja.
"Tidak ada makan siang gratis," ucap pengamat politik Faisal Mahrawa dalam perbincangan dengan Kantor Berita Politik RMOL usai diskusi "Ekonomi PHP, Nyatanya PHK" di Restoran Dua Nyonya, Cikini, Jakarta Pusat (Minggu, 6/9).
Kalau Presiden Jokowi kembali merombak kabinet, PAN akan masuk kabinet. Kader PAN diyakini akan menggeser kursi menteri yang berasal dari kelompok nonpartai atau yang kerap disebut profesional.
"Yang dikorbankan menteri profesioanal. Kecuali kalau Jokowi bisa membicarakan hati ke hati dengan elit Koalisi Indonesia Hebat. Seperti waktu Jokowi me-reshuffle Tedjo Edy dari Menko Polhukam. Nasdem kan menerima," imbuhnya.
Dia sendiri meyakini Presiden Jokowi akan melakukan reshuffle II. "Tapi tidak dalam waktu dekat. Kecuali ada hal-hal yang sangat mendesak," ucap dosen Universitas Sumatera Utara ini.
Selain itu, dia menambahkan, bergabungnya PAN ke pemerintah tidak hanya bisa mengubah wajah kabinet, tapi juga merombak pimpinan DPR/MPR yang saat ini dikuasai Koalisi Merah Putih.
"Sah-sah saja ketika ada usulan revisi UU MD3. Bisa saja untuk mendapatkan jabatan, bukan sesuatu yang janggal. Revisi UU MD3 ini, imbasnya kocok ulang pimpinan MPR/DPR," demikian Faisal Mahrawa. [zul]
KOMENTAR ANDA