Kehadiran ketua DPR RI Setya Novanto dan Wakil Ketua DPR Fadli zon dalam kampanye Donald Trump sebagai Capres Amerika terus menuai kritik.
Kritikan tajam juga datang lantaran dalam kesempatan itu Setya sempat menyampaikan kesiapan (menjanjikan) untuk memberikan hal-hal besar dalam ruang kampanye Capres AS.
"Hal itu menjadi sesuatu yang menyakitkan bagi bangsa Indonesia dan seperti melemparkan Tinja ke DPR RI. Kehadiran kedua orang itu merontokan martabat DPR dan menjadikan DPR dari lembaga tinggi negara menjadi hanya sekelas Tim Sukses kepala negara asing," terang anggota Komisi II DPR RI, Adian Napitupulu dalam pesan singkat yang dipancarluaskan, beberapa saat tadi (Jumat, 4/9).
Politikus PDIP ini juga menyerukan agar Mahkamah Kehormatan Dewan serta Badan Intelijen Negara melakukan penyidikan menyeluruh atas beberapa hal terkait hal tersebut.
"Pertama mengusut motif kehadiran mereka berdua. Kedua mengusut apakah kehadirannya mereka menggunakan uang negara atau tidak. Ketiga mengusut apakah mereka menjadi penyumbang dalam kampanye itu. Keempat menyelidiki apakah ada konsesi atau deal-dea; antara Setya Novanto dan Fadli Zon dengan Donald Trump atau tidak," terang Adian.
Menurutnya, pengusutan itu menjadi penting lantaran kehadiran mereka sudah menempatkan DPR RI dan Indonesia sebagai negara masuk dalam pertarungan politik negara lain. Keterlibatan itu tentu melanggar azas bebas aktif yang dianut Indonesia dalam hubungan Internasional.
"Tidak bisa dipungkiri langkah ketua DPR dan wakil ketua DPR itu tidak menguntungkan bagi Indonesia. Karena implikasi dari kehadiran kedua orang itu sangat berbahaya bagi martabat dan kedaulatan Merah Putih maka baiknya Ketua DPR dan Wakil ketua DPR perlu segera di nonaktifkan dari jabatannya," tekan Adian.
"Dan jika dalam proses penyidikan itu ditemukan indikasi-indikasi yang mengarah pada pengkhianatan terhadap Indonesia dan Merah Putih maka partai asalnya harus berani untuk mem-PAW keduanya atau rakyat akan menganggap kehadiran kedua orang itu disetujui oleh partainya masing-masing," demikian Adian yang Sekjen Pena 98 ini.[rgu/rmol]
KOMENTAR ANDA