post image
KOMENTAR
Kabut asap dari kebakaran huan dan lahan semakin tebal menyelimuti Medan dan beberapa wilayah sekitarnya pagi ini, Rabu (2/9). Kondisi ini memicu cuaca di Kota Medan menjadi mendung.
Data dari Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho menyebutkan titik api atau hotpot di Sumatera dan Kalimantan terus bertambah.

Pantauan Satelit Modis dari NASA pada Selasa (1/9) kemarin jumah hotspot di Sumatera ada 198 hotspot yaitu di Jambi 59, Lampung 3, Sumbar 7, Sumsel 46, Riau 82, dan Sumut 1. Sedangkan di Kalimantan ada 591 hotspot yaitu Kalbar 74, Kalsel 30, Kalteng 313, Kaltim 138, dan Kaltara 36.
 
"Asap masih mengepung banyak daerah," katanya.

Di Pekanbaru dan Jambi kondisi ini sempat mengganggu beberapa jadwal penerbangan karena minimnya jarak pandang. Kualitas udara  juga sudah masuk ketegori tidak sehat.
 
Kebakaran hutan dan lahan selalu berulang setiap tahun. Sudah menjadi tradisi tahunan saat musim kemarau. Berbagai upaya telah dilakukan untuk memadamkan api, baik di darat maupun di udara. Saat ini, tindakan hanya berfokus pada memadamkan kebakaran. Pemerintah dan daerah perlu mengadopsi lebih banyak stategi preventif yang mengatasi akar masalah kebakaran hutan dan lahan. Lemahnya penegakan hukum menyebabkan kebakaran selalu berulang. Berdasarkan penelitian CIFOR, pembukaan lahan dengan membakar telah lama digunakan oleh peladang dalam rangka penyiapan lahan.

Hal tersebut dilakukan karena mereka mengharapkan lahannya bersih, mudah dikerjakan, bebas hama dan penyakit serta mendapatkan abu hasil pembakaran yang kaya mineral.

"Motif demikian pulalah yang dilakukan oleh korporasi saat ini, baik oleh perkebunan kelapa sawit maupun oleh pengusaha hutan tanaman industri maupun non hutan seperti sagu," ungkapnya.[rgu]

LPM dan FKM USU Gelar Edukasi Kesahatan dan Pemberian Paket Covid 19

Sebelumnya

Akhyar: Pagi Tadi Satu Orang Meninggal Lagi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel