Pengamat sosial dan kemasyarakatan Adhie M Massardi menilai, masyarakat lebih banyak meributkan demokrasi yang berlangsung di hilir, bukan di hulu. Akibatnya, dalam perhelatan Pilkada masyarakat bukan dihadapkan pada kandidat kepala daerah yang terbaik, melainkan kandidat yang menjadi pilihan partai politik.
"Kita sudah masuk sistem rezim demokrasi Pemilu, tapi persoalannya demokrasi kita masih di hilir, bukan hulu. Mestinya, kalau demokrasi di hulu maka cara pilih tak penting lagi, karena parpol akan memilihkan kandidat yang terbaik," kata Adhie M Massardi dalam dialog Forum Senator untuk Rakyat (FSuR) yang diselenggarakan Kantor Berita Politik RMOL bertajuk "Memetakan Potensi Konflik dalam Pilkada Serentak 2015" di Kafe Dua Nyonya, Jakarta, Minggu (23/8).
Sayangnya, lanjut Adhie, karena masyarakat sibuk dengan demokrasi yang di hilir, maka jika ada tiga bandit dipilihkan Parpol, siapapun yang dipilih nanti tetap bandit. "Ini juga berlaku dalam setiap pembahasan perundangan. Kita seringkali tidak pernah mengikuti dengan baik, sampai akhirnya UU itu sudah diketok dan siap diberlakukan," terangnya.
Diapun memaklumi dalam Pilkada serentak tahap pertama ini, masih saja masyarakat disibukkan dengan demokrasi di hilir. "Ini semua menjadi pembelajaran yang kita harapkan selanjutnya baik sistem maupun para kandidat yang disiapkan parpol akan menjadi lebih baik," paparnya.
Budayawan Radhar Panca Dahana menambahkan, seringkali sistem politik yang berlaku tak berbeda dengan hitung-hitungan bisnis. "Lihat saja di parlemen itu sekitar 60-70 persen yang duduk profesinya pengusaha," terangnya.
Menurut dia, dalam sistem yang lebih banyak dikuasai oleh kepentingan bisnis untuk masuk dalam kekuasaan, situasi tak akan banyak berubah. "Ini menandakan partai politiknya gagal melaksanakan kaderisasi," katanya. Karena itu, dia berharap sistem rekrutmen dan perbaikan pun dilakukan dari dalam partai politik, dimana berpolitik tidak hanya melulu untuk mengejar kekuasaan tapi sebagai salah satu pengabdian untuk kehidupan bersama yang lebih baik.
Sejumlah pembicara lain dalam dialog itu adalah anggota KPU Pusat Arief Budiman, Ketua Komite I Dewan Perwakilan Daerah (DPD-RI) Akhmad Muqowam, Deputi IV Bidang Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi Kantor Staf Kepresidenan dan Kepala Demografi FE-UI Sonny Harry B Harmadi. [hta/rmol]
KOMENTAR ANDA