MBC. Berbekal biaya pribadi, Tim Memory Sports Indonesia mengikuti Asia Memory Championship dan 3rd Hongkong Open Memory Championship. Tim ini beranggotakan Yudi Lesmana (Ketua Tim dan peserta), Shafa Annisa ( 10 tahun, peserta dari Kaltim), Fakhri Shafly ( 14 tahun, peserta dari Jakarta), Aris Rinaldi (Arbiter Memory Sports Indonesia), dan Siti Jawariah (Official).
Dengan biaya minim tim berhasil membawa harum nama bangsa dikancah dunia dalam komptisi yang dilaksanakan pada 22-23 Agustus 2015 di 5th floor,78 Waterloo Road, Hongkong. 100 orang dari 11 negara bertanding di dua ajang Internasional yang diadakan oleh Asia Memory Sports Council ini. Delapan Negara Asia seperti Hongkong, China, Jepang, Filipina, Mongolia, Indonesia, Malaysia, Korea Selatan, dan tiga Negara non Asia Swedia, Amerika, dan Jerman ikut andil dalam uji kemampuan daya ingat tingkat Internasional.
Dalam kompetisi ini, ada 10 jenis pertandingan yang diperlombakan. Yaitu15 menit mengingat wajah dan nama; 15 menit mengingat urutan kata acak; 30 menit mengingat urutan angka binary acak; 5 menit mengingat urutan angka acak; 15 menit mengingat urutan gambar abstrak acak; 30 menit mengingat angka acak; 30 menit mengingat urutan kartu remi yang telah dikocok; 5 menit mengingat tahun dan kejadian; mengingat angka acak yang diucapkan dalam interval 1 detik per 1 angka; dan engingat secepat-cepatnya 1 deck kartu remi (52 kartu) yang telahg dikocok.
"Tidak tanggung-tanggung, Shafa berhasil memecahkan rekor dunia kategori anak-anak dalam cabang Names and Faces dengan mengingat 88 wajah dan nama dalam waktu 15 menit. Selain Rekor dunia, Shafa juga berhasil meraih 1 Medali Emas di cabang Names dan Faces dan 1 Medali Perak di Cabang Spoken Numbers pada Asia Memory Championship," Ketua Asosiasi Memory Sports, Yudi Lesmana, dalam keterangan beberapa saat lalu (Senin, 24/8).
Prestasi lain juga berhasil diraih Ketua Tim Memory Sports Indonesia, Yudi Lesmana, yang berhasil megamankan 1 Medali Emas di cabang Random Words Asia Memory Championship dan 1 Medali Perak di cabang Random Words 3rd Hongkong Open Memory Championship. Selain itu, Yudi juga berhasil mendapat gelar tambahan, Asia Memory Master (AMM), yang saat ini hanya ada 16 orang dari seluruh negara-negara di Asia disamping Gelar Grandmaster of Memory yang telah didapatkan pada World Memory Championship di tahun-tahun sebelumnya.
"AMM diberikan atas pencapaian poin kompetisi lebih dari 4.000 secara keseluruhan dan memenuhi 3 syarat utama yaitu mampu mengingat minimal 700 angka dan 364 kartu acak masing-masing dalam waktu 30 menit serta berhasil menyelesaikan nomor speed cards dalam waktu kurang dari 60 detik," jelas Yuddy.
Secara keseluruhan, total 2 emas dan 2 perak berhasil dibawa pulang tim serta Gelar tambahan Asia Master Memory sekaligus membuktikan kemampuan otak anak bangsa tidak dapat dipandang sebelah mata. Walaupun dengan dana terbatas, Tim Memory Sports Indonesia tetap menunjukkan taringnya di mata dunia.
"Bukan hanya mengirim peserta, Asosiasi Memory Sports Indonesia mengirimkan arbiter memory sports, Aris Rinaldi, untuk ditraining secara Internasional di ajang ini. Arbiter berperan penting dalam hal pemeriksaan soal dan lembar jawaban peserta yang berkompetisi di Kejuaraan-Kejuaraan Memory Sports Internasional," demikian Yudi, sambil mengatakan bahwa keberhasilan ini diberikan tim sebagai kado ulang tahun Kemerdekaan Indonesia yang ke-70.[rgu/rmol]
KOMENTAR ANDA