post image
KOMENTAR
Menteri Koordinator Maritim dan Sumber Daya, Rizal Ramli memiliki cara tersendiri untuk mengatasi permasalahan lambatnya proses bongkar muat barang atau dwelling time di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Menteri Perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid menjabarkan ada lima cara untuk membenahi lambatnya dwelling time. Pertama, membuat jalur hijau dan merah untuk mempercepat proses pemeriksaan administrasi para importir.

"Jalur hijau itu artinya importirnya terpercaya, tidak aneh-aneh, nggak neko-neko, misal importir dari industri otomotif. Jalur merah, walaupun jumlahnya kecil, sering diperiksa dan ini jadi permainan. Kami akan meminta supaya yang masuk Jalur hijau lebih banyak," ungkap Rizal dikediamannya di Jalan Bangka IX, Jakarta Selatan, Minggu (23/8).

Langkah kedua, lanjut Rizal, adalah mengkaji ulang biaya penyimpanan peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok.

Menurutnya, biaya penyimpanan kontainer di pelabuhan Tanjung Priok relatif lebih murah dibandingkan dengan biaya transit kontainer milik swasta dan penyimpanan kontainer di luar negeri.

"Ini akan kami benahi harganya agar tidak terlalu murah. Kalau terlalu murah orang senang saja nitip kontainer dua bulan tiga bulan nggak diambil. Jadi kita perbaiki kebijakan harganya agar orang cepet angkat kontainer," ujarnya.

Ketiga adalah jalur kereta api hingga ke pelabuhan. Rizal menjelaskan dengan adanya jalur kereta api, maka pendistribusian kontainer ke daerah lain lebih cepat. Hal ini juga untuk mengurangi kemacatan jalur truk kontainer di Tanjung priok.

"Kami akan minta stakeholder yang terkait agar jalur kereta bisa langsung uploading dan unloading, agar supaya beban kemacetan Tanjung Priok berkurang," sambung Rizal.

Langkah keempat, adalah pembenahan sistem untuk mengetahui kontainer disimpan. Menurut Rizal, sistem informasi penyimpanan kontainer di pelabuhan Tanjung Priok sengaja dibuat ribet alias susah. Hal ini, papar Rizal, dimanfaatkan para oknum untuk meminta uang kepada pengusaha agar kontainer bisa dicari dengan cepat.

"Kalau di luar negeri, cari kontainer, kita bisa langsung tahu, dan pasti langsung tahu. Di kita sistem ICT-nya (informasi letak kontainer) nggak canggih dan sengaja dibikin ribet. Kalau ada pengusaha nyari kontainer, nggak tahu dan musti bayar. Ini kami akan sikat mafia di situ," tegas Rizal.

Langkah terakhir adalah membasmi para mafia yang bermain di Pelabuhan Tanjung Priok. Rizal menegaskan dirinya tidak memandang bulu siapa di balik para mafia dan kepentingan apa yang membekingi para mafia di Pelabuhan Tanjung Priok.

"Kami sudah bicara informal dengan Kapolri, KSAU, dan Panglima TNI. Kita akan gebrak, garis besarnya kayak gitu tadi. Ada lima hal yang bisa kita lakukan. Kita akan gebrak siapapun yang ngaco, siapapun itu kita akan sikat," tegas Rizal. [hta/rmol]



Kemenkeu Bentuk Dana Siaga Untuk Jaga Ketahanan Pangan

Sebelumnya

PTI Sumut Apresiasi Langkah Bulog Beli Gabah Petani

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Ekonomi