post image
KOMENTAR
Pelaksanaan pilkada di empat daerah harus ditunda pada gelombang kedua Februari 2017 mendatang karena hanya memiliki satu pasangan calon.

Budayawan Radhar Panca Dahana mempertanyakan aturan tersebut.

"Ini demokrasi apa?" ungkap Radhar dalam diskusi Forum Senator untuk Rakyat "Memetakan Potensi Konflik dalam Pilkada Daerah 2015" yang digelar Kantor Berita Politik RMOL di Kafe Dua Nyonya, Cikini, Jakarta (Minggu, 23/8).

Menurutnya, kalau cuman hanya satu pasangan calon, itu artinya masyarakat sudah sepakat dengan pasangan tersebut. Itu sudah seperti satu konsensus di antara masyarakat.

Partai politik juga tidak bisa disalahkan kalau tidak mengajukan calon. Karena, dia menekankan, buat apa mencalonkan kalau sudah pasti kalau.

"Buat apa melawann Risma kalau sudah pasti kalah," ungkapnya merujuk pada calon walikota Surabaya, Tri Rismaharini.

Justru dia heran kalau sampai dipaksakan satu pasangan lain hanya agar bisa pilkada dilanjutkan. Pasangan tersebut tidak obahnya seperti boneka.

"Kenapa membuat artifisial dalam demokrasi. Aneh demokrasi seperti itu," demikian Radhar.

Surabaya pada awalnya terancam pelaksanaan pilkadanya ditunda. Karena hanya satu pasangan, Tri Rismaharini-Whisnu Bakti Buana. Namun, tidak jadi karena PAN dan PD mengajukan pasangan Rasiyo-Dhimam Abror. [zul] 

PHBS Sejak Dini, USU Berdayakan Siswa Bustan Tsamrotul Qolbis

Sebelumnya

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN NELAYAN (KPPI) DALAM MENGATASI STUNTING DAN MODIFIKASI MAKANAN POMPOM BAKSO IKAN DAUN KELOR DI KELURAHAN BAGAN DELI

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Peristiwa