Pekik takbir semasa zaman kemerdekaan merupakan penyemangat bagi para pejuang. Namun kini semangat tersebut memudar dan dicemari oleh ulah para pemimpin bangsa tidak amanah dalam menjaga bangsa ini.
Hal ini menjadi keprihatinan umat Islam yang berharap kemerdekaan yang diperoleh dari darah para ulama dan santri bisa dihargai dan selalu dikenang.
Dalam mengembalikan semangat tersebut sebanyak 350 umat Islam Jabodetabek melakukan long march "Parade Tauhid Indonesia" dari Senayan-Hotel Indonesia dari pagi hingga pukul 12.00 WIB.
Hadir dalam acara tersebut Ustadz KH. Muhammad Arifin Ilham yang mengajak jamaah yang hadir ingat Allah dan menjaga persatuan dan kesatuan.
"Semoga bangsa ini selalu diberkahi dan dijauhkan dari bahaya yang memecahkan persatuan dan kesatuan," katanya, di Plaza Utara Istora Senayan, Minggu (16/8).
Saat dimintai keterangan ketua acara Parade Tauhid, Hasan Haikal mengatakan bahwa pesan dalam acara ini adalah, pertama dalam rangka menyukuri nikmat kemerdekaan, kedua melaksanakan amanat kongres umat Islam, dan ketiga halal bihalal akbar antara umat dan ulamanya.
"Visinya satu, menyatukan umat dan ulama. Ini acara akan digelar tahunan menjelang kemerdekaan," katanya.
Hadir dalam acara tersebut Ustadz Muhammad Abdul Syukur Yusuf. Pria yang aktif di Majlis Adz-Dzikra berharap perjuangan tidak pernah berhenti.
"Kita tahu negeri ini seperti apa, semua elemen jangan khianati kemerdekaan, pendahulu sudah berjuang jadi jangan disia-siakan," katanya.
Sementara itu panitia acara yang lain Bunda Ermi mengatakan zaman semakin sulit lantaran para pemimpin lupa akan rakyatnya dan terlalu banyak melakukan pencitraan. "Dampaknya kaga gini, ekonomi rusak. Yang miskin semakin banyak karena tidak produktif," katanya.
Dia juga berpandangan fenomena ini merupakan buah dari kebohongan dan tidak amanahnya pemerintah dalam berkerjam. "Kalau berkerja cuma mengejar pencitraan yah seperti ini, apakah umat Islam diperlakukan dengan adil?" ujarnya dengan nada lantang. [hta/rmol]
KOMENTAR ANDA