post image
KOMENTAR
Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Plasitk Rekonstruksi dan Estetik Indonesia (PERAPI) cabang Sumatera Utara, dr Frank Bietra Buchari mengatakan tingkat penyalahgunaan silikon untuk alasan kecantikan masih sangat tinggi di Kota Medan. Hal ini ditandai dengan tingginya tingkat kunjungan pasien yang mengeluhkan kesalahan pemakaian silikon pada tubuhnya.

"Hampir setiap 2 minggu, ada pasien yang datang," katanya dalam media breafing Pro dan Kontra Pemakaian Silikon, Rabu (12/8).

Tingginya penyalahgunaan silikon ini ditengah masyarakat menurut dr Frank disebabkan rendahnya pengetahuan masyarakat terhadap resiko kesehatan atas penyalahgunaan silikon tersebut. Kondisi ini dimanfaatkan oleh para pelaku usaha kecantikan seperti pemilik salon untuk meraup keuntungan dengan menjual jasa menyuntik silikon hanya dengan dasar mengikuti kursus kecantikan.

"Khususnya di daerah pinggiran, orang yang tidak bertanggung jawab, salon kecantikan abal-abal itu masih mau dia nyuntikkan itu," ujarnya.

Pasien yang datang akibat kesalahan penggunaan silikon tersebut menurut dr Frank didominasi pasien yang mengeluhkan masalah kerusakan pada bagian wajah seperti kerusakan bagian hidung, dagu dan bibir. Sementara untuk bagian payudara dan bokong menurutnya masih relatif sedikit.

"Memang ada (bagian payudara dan bokong) tapi sedikit. Kalau di Jakarta mungkin lebih banyak karena pola budaya kita dengan orang Jakarta berbeda," ungkapnya.

Sementara itu, Wakil Ketua PERAPI Pusat, Irena Sakura Rini juga mengatakan, selain pengetahuan rendah mengenai silikon, masyarakat juga masih awam dengan keberadaan mereka sebagai ahli bedah dan rekonstruksi estetika. Hal ini ditandai dengan banyaknya warga yang menyamakan mereka dengan dokter kecantikan.

"Kami bukan dokter kecantikan, kami tidak mengenal yang namanya dokter kecantikan. Kami bekerja berdasarkan kaidah-kaidah pembedahan, sementara dokter kecantikan kami tidak tau mereka bekerja berdasarkan kaidah apa," ungkapnya.

Meski pada hasil akhirnya dari pekerjaan mereka memiliki persamaan yakni mengubah bentuk tampilan wajah menjadi semakin baik atau semakin cantik namun menurutnya terdapat perbedaan mendasar antara dokter yang tergabung dalam PERAPI dengan dokter kecantikan.

"Kami mempelajadi secara akademis hingga 12 tahun loh, mulai dari dokter umum hingga spesialis bedah dan bedah plastik. Lah, kalau mereka hanya kursus. Tentu sangat berbeda. Oleh karena itu saya mau sampaikan jangan sampai salah dalam menentukan orang untuk pemakaian silikon," ungkapnya.

Sebenarnya menurut dr Irena, silikon sangat bermanfaat untuk pengobatan medis untuk kebutuhan rekonstruksi dan estetika, namun silikon tersebut hanya untuk pemakaian pada bagian luar. Seperti gel silikon untuk menghilangkan bekas luka sehingga hal tersebut tidak sampai membuat seseorang kehilangan rasa percaya diri.

"Saat ini banyak silikon dalam bentuk gel yang diproduksi untuk itu," demikian dr Irena.[rgu]

Inovasi Pemutus Rantai Penularan Tuberculosis Paru Melalui Wadah Berisi Lisol Terintergrasi Startegi Derectly Observed Treatment Shourtcourse (DOTS)

Sebelumnya

Cegah Stunting Melalui Pemberdayaan Masyarakat

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Kesehatan