
"Saat ini masih banyak penggunaan bahasa asing pada media luar ruang, seperti pamflet usaha, maupun nama komplek perumahan," katanya.
Syarfina menjelaskan, pihaknya sudah melakukan pemantauan pada 23 daerah di Sumatera Utara mengenai penggunaan bahasa Indonesia pada media luar ruang. Hasilnya, mereka menemukan penggunaan bahasa yang tidak baku. Hal ini biasanya terjadi pada media luar ruang milik masyarakat seperti papan nama usaha, nama komplek perumahan, penamaan pusat berpelanjaan maupun iklan produk.
"Hampir semua daerah kita menemukan bahasa Indonesia yang tidak baku," ujarnya.
Hingga saat ini lokakarya ini masih berlangsung dengan diikuti oleh perwakilan dari seluruh SKPD dan bagian kehumasan dari instansi pemerintah lain seperti kepolisian, kalangan akademisi dan juga kalangan wartawan.[rgu]
KOMENTAR ANDA