Mengiringi wacana reshuffle, komposisi yang disebut ideal untuk Kabinet Kerja jilid dua sedang menjadi salah satu topik yang dibicarakan kalangan politisi dan pemerhati politik tanah air.
Setidaknya ada empat tokoh yang dinilai berpeluang menduduki posisi-posisi kunci di tubuh Kabinet Kerja 2.0. Kehadiran dan penempatan mereka pada posisi yang pas itu dinilai bisa memperbaiki kinerja dan citra pemerintahan Jokowi; membuat Nawacita tidak lagi mengawang-awang.
Sementara tanpa tokoh-tokoh ini, reshuffle bisa membuat Kabinet Kerja malah bergerak semakin jauh ke belakang.
Keempat tokoh itu dinilai pantas menduduki posisi Menteri Koordinator.
Pertama adalah Luhut B. Panjaitan yang dinilai cocok menduduki kursi Menko Polhukam. Pengalamannya dan hubungan dekatnya dengan Presiden Jokowi adalah faktor utama untuk menjaga stabilitas politik dan kepastian hukum di dalam negeri.
Kedua adalah DR. Rizal Ramli yang belakangan ini kerap disebut sebagai kandidat kuat Menko Perekonomian. Pengalaman dan kemampuannya mengambil langkah-langkah terobosan plus jaringan internasional juga hubungan baiknya dengan Presiden Jokowi dan elit politik di Indonesia merupakan modal penting dalam menghadapi pelambatan ekonomi global belakangan ini.
Tokoh ketiga adalah Moeldoko yang baru saja pensiun dari jabatan Panglima TNI. Moeldoko disebut-sebut sebagai salah seorang kandidat kuat untuk posisi Menko Maritim menggantikan Indroyono Soesilo. Dia memiliki pemahaman yang komprehensif akan kompleksitas isu kemaritiman.
Terakhir adalah Puan Maharani yang dinilai layak untuk tetap dipertahankan pada posisi Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.
Walau masih terbilang berusia muda, dan baru pada masa Jokowi ini duduk di dalam pemerintahan, tetapi Puan Maharani adalah individu yang cepat belajar dan menyusaikan diri.
Hal-hal kepemerintahan tentu bukan sesuatu yang asing bagi putri Megawati Soekarnoputri ini.
Di sisi lain, penempatan Puan Maharani pada posisi Menko adalah bagian dari kaderisasi dan regenerasi yang perlu dilakukan oleh PDI Perjuangan.
Apakah komposisi yang dinilai ideal ini yang akan terjadi saat kocok ulang nanti? Kita sama-sama tunggu. [hta/rmol]
KOMENTAR ANDA