Kuatlah Kau
Kau mau kuat maka kuatlah kau
Mengembang layar pegang kemudi
Tanpa tabat tanpa pasakbumi
Kau mau kuat kuatlah kau
Mengadu musyawarah tak menang sendiri
Menghancurkan Tirani entah apa lagi
Kau mau kuat aka kuatlah kau
Menopang Langit berpijak kukuh pertiwi
Gairah membangun mengabdi negeri
Kau mau kuat kuatlah kau
Mendaulatdaulat Rakyat sepenuh hati
Mematlah belenggu pikiran mandiri
Kalau Mau Muda Kembali
Kalau mau muda kembali
Kembangkan layar tarungi gelombang
Datang ke mari
Kalau mau muda kembali
Tinggalkan kamar siul berdendang
Cipoki pagi
Kalau mau muda kembali
Pergi ke pantai turun berenang
Melindang birahi
Kalau mau muda kembali
Dada bidang hati cindang
Seimbang emosi
Kalau mau muda kembali
Langkah gayang mesti dibuang
Sandang pertiwi
Kalau mau muda kembali
Tak peduli siapa jauhi kimbang
Kendalikan diri
Kalau mau muda kembali
Lalu landang pribadi cerlang
Kundang pertiwi
Kalau mau muda kembali
Kembangkan layar tarungi gelombang
Datang kemari
Menghadap Matahari
Lekuk-lekuk jalan tanah impian
Liuk-liuk tulisan meracun hakiki
Santuk-santuk galungan ganggu timbangan
Jeluk-jeluk pikiran kuperangi
Mari kemari banting kemudi
Berdiri tegak di tanah Pertiwi!
Angguk-angguk kepala bukan kepribadian
Berguk-berguk kembali kutempelengi
Benguk-benguk duduk musuh pembangunan
Langguk-langguk tinggi diri apa lagi
Mari kemari banting kemudi
Ikut aku menghadap matahari!
*Penyair angkatan 65 berdarah Karo. Lahir di Medan 1938. Sajak-sajaknya pernah merajai majalah "Sastra" yang dikemudikan HB Jassin. Menghadap matahari adalah kumpulan sajak yang diterbitkan pada 1981. Selain Menghadap Matahari, Antologi puisi Tariganu Kemudikan Hari Menjadi Cerah diterbitkan pada 1964. Tembang Negeri Hijau, Ritus Warna Ritus Kata dan Tanah Perjanjian, kumpulan puisi bersama, serta Pincala pada 2004 dan Bunga Dawa pada 2010.
KOMENTAR ANDA