Sedikitnya 134 orang tiga Kecamatan di Tapanuli Utara yaitu Pahae Jahe, Pahae Julu dan Purba Tua terserang muntaber.
Seorang di antaranya bernama Korban meninggal yaitu R boru Sitompul, warga Pahae Jahe, tewas akibat kekurangan cairan.
"Ada satu orang meninggal akibat dehidrasi berat. Bisa terjadi akibat kelalaian yang bersangkutan juga. Kita sudah mengeliminasi daerah yang terkena wabah," kata Kepala Dinas Kesehatan Tapanuli Utara, dr Jandri A Nababan, Kamis (30/7/2015).
Dikatakannya, korban terbanyak berasal dari di Kelurahan Pasar Sarullah, Kecamatan Pahae Jahe. Penyakit muntaber itu muncul sejak sepekan terakhir.
Akibat banyaknya korban muntaber, Pemerintah Kabupaten Taput menetapkan status kondisi luar biasa (KLB) sejak tiga hari lalu. Jika warga yang terserang penyakit terus bertambah, maka status KLB akan diperpanjang.
"Status KLB belum kita cabut hingga hari ini, karena mulai menurun dan hanya rawat jalan. Pencegahan yang dilakukan hanya penyuluhan yang dilakukan dalam waktu dekat," katanya.
Dipaparkan Jandri, pemerintah setempat telah mendata seluruh pasien muntaber di RSUD Tarutung, Puskesmas Janji Angkola dan Puskesmas Sarullah.
Untuk mencegah bertambahnya korban jiwa, Pemerintah telah melakukan penyuluhan kepada masyarakat.
"Sebagian pasien muntaber masih mendapat perawatan. Mereka mengalami gejala mual, muntah, meriang disertai mencret. Pihak rumah sakit dan puskesmas setempat sudah melakukan penanganan medis, seperti memberikan cairan infus dan obat-obatan," ungkapnya.
Mewabahnya penyakit muntaber ini, jelasnya, diduga akibat penggunaan air yang tidak bersih. Sebagian warga menggunakan air dari anak sungai yang dijadikan pembuangan limbah rumah tangga.
"Warga menyatakan bahwa air dari saluran itu terpaksa digunakan karena PDAM setempat tidak lagi memasok kebutuhan mereka. Mereka juga tidak memiliki sumber air yang lain," pungkasnya.[rgu]
KOMENTAR ANDA