Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) meminta semua pihak mewaspadai munculnya pasangan calon boneka di Pilkada serentak 2015. Pasangan calon kepala daerah yang dibuat-buat itu ditengarai menjadi strategi untuk memecah suara pemilih.
"Calon boneka dapat muncul dengan tujuan hanya untuk memecah suara lawan," kata Koordinator Nasional JPPR Masykurudin Hafidz kepada wartawan di Jakarta, Rabu (29/7).
Menurutnya, penggunaan pasangan calon boneka dilakukan untuk memecah perolehan suara calon kepala daerah tunggal serta dianggap dominan.
"Strategi memecah suara rentan dilakukan karena pilkada serentak 9 Desember mendatang hanya digelar satu putaran," jelas Masykurudin.
Perpanjangan waktu pendaftaran oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) di daerah yang baru memiliki pasangan calon tunggal turut berpotensi memunculkan calon boneka.
"Calon boneka dapat muncul dalam masa perpanjangan pendaftaran ini, lantaran ada kesepakatan bawah meja antara parpol untuk menghindari pilkada diundur ke tahun 2017," beber Masykurudin.
"Calon tambahan layaknya bumbung kosong yang hanya menjadi pelengkap pemilihan belaka," tambahnya.
Diketahui, KPU memutuskan untuk memperpanjang masa pendaftaran bagi daerah yang jumlah pasangan calonnya kurang dari satu atau tidak ada sama sekali.
Yakni Kabupaten Asahan, Kabupaten Serang, Kabupaten Tasikmalaya, Kota Surabaya, Kabupaten Blitar, Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Pacitan, Kabupaten Minahasa Selatan, Kota Mataram, Kota Samarinda, Kabupaten Timur Tengah Utara, dan Kabupaten Bolaang Mongondow Timur. [hta/rmol]
KOMENTAR ANDA